
Perjalanan paroki St. Eduardus Watunggong, kini memasuki usia yang ke 16 tahun dan tergolong masih sangat belia dalam pertumbuhannya dengan pelbagai dinamika layaknya seorang anak kecil memasuki fase dalam percaturan kehidupan umat yang cukup kompleks dalam pelayanan pastoral yang tersebar dalam 9 stasi dengan topografi yang cukup ekstrem dan menantang nyali untuk melewati setiap jalan-jalannya.
gedung gereja St. Eduardus Watunggong di Desa Satar Nawang, Congkar Manggarai Timur, NTT
Paroki St Eduardus Watunggong merupakan salah satu paroki yang masih tergolong muda di wilayah Keuskupan Ruteng, NTT. Paroki ini terletak di Desa Satar Nawang, Kecamatan Congkar-Kabupaten Manggarai Timur.
Dalam ziarah perjalanannya yang tergolong masih sangat pendek langkahnya karena masih belia, paroki ini sudah memulai langkah-langkah kongkret dengan beberapa gerakan yang menyentuh umat dalam pelayanan pastoral baik dalam segi pengembangan iman umat maupun dan proses pembangunan fisik paroki.
Tahun ini paroki Watunggong memasuki usia yang ke 16 tahun, usia remaja yang masih membutuhkan banyak pendampingan, pembenahan dan perhatian ekstra dalam seluruh proses pembangunan iman dan jasmani.
Perayaan ulang tahun paroki disatukan dengan pesta pelindung yakni St. Eduardus the Confessor yang sebenarnya jatuh pada tanggal 13 Oktober, namun dimajukan ke Tanggal 12 Oktober karena bertepatan dengan hari Minggu.
Pastor Paroki RD. Martinus Gunardi Kendo bersama umat bersukacita pada perayaan tersebut walaupun sederhana namun elegan karena dirayakan bersama seluruh umat yang hadir pada Perayaan Ekaristi.
Sejarah Singkat Berdirinya Paroki
Pastor Paroki St. Theresia Kanak-kanak Yesus Lengko Ajang masa pengabdian 1974-1984 RP. Aloysius Mitan, adalah seorang visioner. Pater Alo Mitan melihat jauh ke depan hal keadaan umat, terutama di bagian stasi Watunggong dan sekitarnya, perkembangan jumlah umat sangat pesat. Oleh karena itu, awal tahun 1980, Pater Alo Mitan meminta sebidang tanah kepada Bapak Benyamin Andam, yakni Tua Teno (Penguasa hak ulayat) tanah Watunggong untuk keperluan pemekaran paroki. Permintaan tersebut terkabul. Tanggal 27 Januari 1980, Bapak Benyamin Andam menyerahkan sebidang tanah di Watunggong, bertempat di Golo Lada (kompleks gereja dan pastoran Watunggong sekarang) seluas 80.000 m2.
Dokumen penyerahan tanah tersebut ditandatangani oleh beberapa tokoh penting. Pihak pertama Bapak Benyamin Andam (Tua teno Watunggong); pihak kedua bapak Anton Nahur alm. (Ketua Dewan Stasi Watunggong). Saksi-saksi yaitu Bapak Aloysius Lita (Kepala Desa Satar Nawang) dan Bapak Damianus Tampus, B.A (Kepala Perwakilan Kecamatan Elar atau Kecamatan Sambi Rampas sekarang).
Perkembangan selanjutnya di Watunggong, tahun 1994 pemerintah membuka sebuah SMP Negeri dengan nama SMP Neregi 2 Elar (SMPN 1 Sambi Rampas sekarang). Seiring dengan perkembangan tersebu, Pastor Paroki St. Theresia Lengko Ajang RP. Bernadus Jebabun (pengganti Pater Alo Mitan) memberi izin kepada Dewan Stasi Watunggong dan beberapa stasi sekitarnya untuk merayakan Natal 1994 di Watunggong.
Tahun 1996 pemerintah membuka lagi sebuah SMA Negeri di Watunggong dengan nama SMAN 1 Elar (SMAN 1 Sambi Rampas sekarang). Dengan demikian, makin bertambah banyaklah jumlah umat di Watunggong. Pada tahun 1996 itu pula Watunggong menjadi Pra Paroki, dengan nama Pra Paroki Watunggong. Maka Watunggong kemudian menjadi pusat perayaan Natal, paskah dan Pentekosta untuk 5 stasi yakni Stasi Watunggong, Paleng, Wea, kenda dan Ntaram (sekarang sudah ditambah stasi Cumbi). Tempat perayaan hanya menggunakan sebuah Kapel.
ยท Tahun
2000, Gereja Watunggong dibuka, Ketua Dewan Stasi dan Ketua Panitia Bapak
Markus Durbin B.A. Ukuran gereja 30x17 m2. Sumber dana dari
Propaganda Fide melalui Delsos Keuskupan Ruteng, dan bersumber dari swadaya
umat. Gereja mulai dipakai tahun 2002 untuk perayaan-perayaan hari besar Agama
seperti Natal, Paskah dan Pentekosta, meskipun belum tuntas (belum diplester,
belum ada tutupan pintu dan jendela serta masih berlantai tanah).
ยท Tahun
2005, Pastoran dibangun dengan ukuran 10 x 9 m2. Sumber dana swadaya
umat dan dari beberapa donator atas upaya panitia pembangunan Pastoran. Ketua
Panitia Bapak Drs. Krist Must Fajar.
ยท Bulan
November 2007, pembentukan Dewan Pastoral Pra Paroki Watunggong, terpilih Bapak
Rafael Dandung, S.Pd, sebagai Ketua DPP.
ยท Bulan
Juli 2008, RD. Blasius Harmin diangkat menjadi Pastor Kapelan Paroki St.
Theresia Lengko Ajang dan bertugas melayani umat Pra Paroki Watunggong sejak
tanggal 27 Juli 2008. Dewan Pra Paroki menggunakan rumah Bapak Markus Durbin
sebagai pastoran sementara. RD. Blasius Harmin bersama umat melanjutkan
pembangunan pastoran yang belum rampung tahun 2005.
ยท Menurut
rencana, bulan Oktober 2008 Pra Paroki Watunggong ditingkatkan statusnya
menjadi paroki definitif tetapi batal karena tanggal 13 Oktober 2008, Uskup
Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsun, SVD meninggal dunia.
ยท Pertengahan
Januari 2009 RD. Blasius menempati pastoran baru.
ยท Tanggal
14 Maret 2009, RD. Laurens Sopang, Administrator Diosesan Keuskupan Ruteng
menetapkan wilayah Pra Paroki Watunggong menjadi paroki defenitif dengan nama
pelindung Santo Eduardus. Dikukuhkan melalui surat keputusan No. 94/IV.I/2009.
Melalui SK No. 97/V.I/2009. Tanggal 14 maret 2009 Administrator Keuskupan
Ruteng, RD. Laurens Sopang membebaskan RD. Blasius Harmin dari tugas dan
jabatan sebagai Pastor Pembantu Paroki Lengko Ajang.
ยท Melalui
SK No. 98/V.I/2009, tanggal 15 Maret 2009, Administrator Diosesan Keuskupan
Ruteng, RD. Laurens Sopang mengangkat RD. Blasius Harmin menjadi Pastor Paroki
Santo Eduardus Watunggong. Dengan SK No. 99/V.4/2009 tanggal 15 Maret 2009
Administrator Keuskupan Ruteng mengangkat dan mengesahkan badan pengurus DPP
Santo Eduardus Watunggong masa bakti 2009-2013.
ยท Hari
Minggu tanggal 15 Maret 2009, seusai Misa dan bertempat di gereja Watunggong,
RD. Laurens Sopang melantik RD. Blasius Harmin menjadi Pastor Paroki Santo
Eduardus Watunggong sekaligus mengukuhkan badan pengurus DPP Santo Eduardus
Watunggong masa bakti 2009-2013 dengan ketua pelaksana Bapak Rafael Dandung,
S.Pd. struktur badan pengurus DPP Watunggong masa bakti 2009-2013 ada dalam
dokumen yakni buku kuning sebagai dokumen paroki.
ยท Tanggal
15 Maret itulah sebagai hari lahirnya Paroki Santo Eduardus Watunggong.
ยท Tanggal
07 Juni 2010, selesai misa dan bertempat di Gereja Watunggong, berlangsung serah terima jabatan Pastor Paroki Santo Eduardus Watunggong dari RD. Blasius
Harmin kepada RD. Ferdinandus Gonsaga Hanspurna.
ยท Jadi,
urutan Pastor Paroki Santo Eduardus Watunggong sebagai berikut :
1.
RD.
Blasius Harmin (15 Maret 2009 - 06 Juni 2010)
2.
RD.
Ferdinandus Gonsaga Hanspurna (7 Juni 2010 โ Desember 2015)
3.
RD.
Ferdunandus Usman (15 Desember 2015 โ 31 Juli 2022)
4. RD. Laurensius Teon (05 Agustus 2022 โ sekarang).
ยท Paroki
St. Edaurdus Watunggong saat ini membawahi 9 Stasi, 1 Pra Stasi dan 5 Wilayah :
1. Stasi
Ngkodal
2. Stasi
Ngkolong
3. Stasi
Wongko
4.
Stasi
Ntaram
5.
Stasi
Cumbi
6.
Stasi
Kenda
7.
Stasi
Wea
8.
Stasi
Paleng
9.
Stasi
Pusat (5 Wilayah)
10. Pra Stasi Bobo
Itulah sekilas tentang perjalanan Paroki St. Eduardus Watunggong dengan sejarah pendiriannya yang masih muda dan membutuhkan perhatian, kerjasama serta sumbangan-sumbangan ide dan material untuk perjalanan serta perkembangan selanjutnya.***