Menjadi martir merupakan pilihan hidup seseorang yang merelakan dirinya disiksa bahkan dibunuh hanya demi membela imannya akan Yesus Kristus yang diyakini sebagai Tuhan dan Penyelamat. Mereka secara khusus dihargai dan dihormati Gereja Katolik sebagai orang-orang kudus.
Pada tanggal 21 November 1893, ia meninggalkan keluarganya dan mulai meniti hidup komunitas bersama dengan dua mantan muridnya yakni Maria Natale dan Carmela Rullo. Lima bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 5 Februari 1894, pimpinan gereja lokal meresmikan karya katekse yang dirintisnya.
Tahbisan Imamat merupakan sebuah rahmat istimewa dari Tuhan. Tuhan memilih dan menentukan sendiri orang-orang yang akan bekerja dan melayani di Ladang AnggurNya.