Sejarah Singkat Masuknya Agama Katolik di Indonesi dan Perkembangnnya

Agama Katolik merupakan salah satu dari enam agama resmi yang diakui di Indonesia. Seiring perjalanan waktu, agama Katolik terus berkembang baik dalam populasi umat maupun dalam kualitas iman umat yang semakin dewasa dalam penghayatan keimanan akan Yesus Kristus.

gambar bangunan gereja Katolik Paroki St. Eduardua Watunggong

Sejarah penyebaran agama katolik di Indonesia tidak lepas dari misi perdagangan, bangsa barat yang datang ke Indonesia dan menemukan banyak rempah-rempah serta kekayaan alam lainnya. Selain untuk perdagangan, adapun misi lainnya yaitu penyebaran iman kristiani.

Katolik pertama kali masuk di Nusantara, tepatnya Maluku, pada abad ke-16, yang dibawa oleh Portugis ketika sedang melakukan misi penjelajahan.

Masuknya ajaran Kristen-Katolik di Indonesia pertama kali dibawa oleh Portugis yang sedang melakukan misi pelayaran dengan mengusung misi 3G, yaitu gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (agama).

Pada 1512, Portugis datang ke salah satu wilayah di Indonesia, yaitu Maluku, dengan tujuan awal ingin berdagang dan mencari rempah-rempah.

Mereka juga mendirikan sebuah benteng pertahanan di Ternate pada 1522, yang kemudian menjadi pusat kekuasaan misi Portugis selama tinggal di Maluku.

Di samping berdagang dan meluaskan kekuasaan, Portugis juga memiliki misi lain, yaitu melakukan penyebaran injil yang dilakukan oleh para misionaris Portugis. Salah satu misionaris yang pertama kali sampai di Maluku adalah Simon Vaz pada 1534. Misi yang dilakukan Simon Vaz berjalan baik, terbukti dengan ia merupakan orang pertama yang mengkristenkan sejumlah bangsawan Ternate, salah satunya Sultan Ternate Tabariji (1533-1534). Selanjutnya, bangsa Portugis mengirim Serikat Yesuit, yang diimami oleh Fransiscus Xaverius pada 1546. Paus di Vatikan mengirim langsung Xaverius ke Maluku agar misi penyebaran ajaran Kristen-Katolik bisa tersebar dengan rata. Selama di Maluku, ia mengunjungi pemukiman di Ambon sembari menyampaikan khotbahnya kepada masyarakat di sana.

Pada abad ke-14, misi Katolik pertama yang mencapai Indonesia dipimpin oleh biarawan Fransiskan Mattiussi dari Italia. Dalam bukunya "Travels of Friar Odoric of Pordenone", dia mengunjungi beberapa tempat di Indonesia saat ini: Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin di Kalimantan, antara tahun 1318 dan 1330.

Dia diutus oleh Paus untuk melancarkan misi ke pedalaman Asia. Pada tahun 1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam ke Persia dan kemudian ke Kalkuta, Madras, dan Sri Lanka.

Dari situ dia menuju ke pulau Nikobar dan Sumatera, sebelum mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke Italia melalui jalur darat melalui Vietnam, Cina, dan jalur sutra ke Eropa pada tahun 1330. Kerajaan Jawa yang disebutkan dalam catatannya adalah kerajaan Majapahit Hindu-Buddha. Misi ini adalah perintis, memberikan gereja beberapa informasi tentang Asia. Saat itu gereja katolik belum berdiri di wilayah tersebut, dengan agama hindu dan budha sebagai agama mayoritas penduduk.

Pada abad ke-16, Portugis berlayar ke timur ke Asia dan akhirnya merebut Malaka pada tahun 1511. Mereka datang untuk mencari rempah-rempah tetapi misionaris Katolik segera tiba di wilayah tersebut, terutama Santo Fransiskus Xaverius yang bekerja di Ambon, Ternate dan Morotai (Halmahera) pada tahun 1546– 1547.

Misionaris Dominikan juga mempertobatkan banyak orang di Solor. Dengan pengusiran Portugal dari Ternate pada tahun 1574, banyak umat Katolik di Maluku utara dibunuh atau masuk Islam. Ambon ditaklukkan dan diduduki oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda pada tahun 1605. Selanjutnya, umat Katolik dipaksa pindah agama menjadi Protestan. Hal yang sama terjadi di Manado dan Kepulauan Sangihe-Talaud. Pada tahun 1613 Solor juga jatuh ke tangan Belanda, dan kegiatan misi Katolik menurun di Flores dan Timor, meskipun masih di bawah pemerintahan Portugis.

Baru pada tahun 1808 di bawah H.W. Daendels, sebagai gubernur jenderal, bahwa umat Katolik diizinkan kebebasan beribadah di Hindia Belanda, meskipun tindakan ini terutama ditujukan untuk umat Katolik Eropa karena Daendels memerintah di bawah kekuasaan Prancis Napoleon. Kebebasan ini dikonsolidasikan oleh Thomas Raffles.

Sejak tahun 1835 Gereja Katolik berafiliasi dengan negara kolonial: pendeta menerima gaji dari pemerintah kolonial yang pada gilirannya berhak menolak pengangkatan gereja. Pada tahun 1846, perselisihan tentang kebijakan membuat otoritas Belanda mengusir semua kecuali satu imam Katolik di koloni itu. Pada tahun 1848 hanya ada gereja Katolik di empat pusat koloni.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Gereja terus berkembang meskipun Belanda dan orang Eropa lainnya terusir. Agama Katolik dan agama lain berkembang secara fenomenal setelah Penggulingan Sukarno pada tahun 1965.

Saat ini, Gereja Katolik di Indonesia tersusun dalam 10 keuskupan agung metropolit, 28 Keuskupan sufragan, dan satu ordinariat militer, yang seluruh uskupnya tergabung dalam organisasi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang saat ini diketuai oleh Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C. Banyak tarekat/kongreags Katolik cukup aktif dalam memberikan pelayanan kekatolikan di Indonesia.

Berdasarkan data resmi Kementerian Agama per tanggal 15 Agustus 2022, jumlah pemeluk agama Katolik di Indonesia adalah sebesar 8.325.339 jiwa, yang mencakup sekitar 3,12% dari keseluruhan penduduk Indonesia.

Pemeluk agama Katolik terbesar berada di provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu sebanyak 2.906.404 jiwa. Jumlah ini mencakup 34,91% dari keseluruhan pemeluk agama Katolik Indonesia, 53,56% dari jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur, dan 1,09% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Hal tersebut menjadikan Nusa Tenggara Timur merupakan satu-satunya provinsi dengan mayoritas penduduknya pemeluk agama Katolik. Terdapat pula jumlah pemeluk agama Katolik yang cukup signifikan di provinsi-provinsi lainnya, meskipun bukan mayoritas, yaitu Kalimantan Barat (sebesar 1.203.137 jiwa; 14,45% pemeluk agama Katolik Indonesia), Sumatera Utara (647.325; 7,78%), DKI Jakarya (432.086; 5,19%), dan Jawa Tengah (357.113; 4,29%).***







Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT