Tuhan berkehendak untuk melakukan karya-Nya melalui hal-hal kecil dan sederhana. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk menjadi rendah hati dan mau melihat kebesaran Tuhan dalam hal-hal kecil dan sederhana yang ada di sekitar kita.
Senin,
1 Agustus 2025
Peringatan
Wajib Santo Alfonsus Maria de Liguori
Im.
23:1.4-11.15-16.27.34b-37
Mat. 13:54-58
Sobat-sobat GAUNG yang terkasih
Penginjil
Matius mengisahkan Yesus yang mengajar dalam sinagoga di kampung halamanNya, Nazaret.
Pengajaran Yesus membuat orang-orang di Nazaret menjadi takjub. Sayangnya,
mereka kemudian menolak pengajaran Yesus hanya karena latar belakang sosial-ekonomi
Yesus. Mereka menjadi tidak percaya kepada Yesus karena mengenal Yesus sebagai
anak tukang kayu.
Sebagaimana
orang-orang Nazaret, kita juga sering memiliki kecenderungan untuk meremehkan
hal-hal baik yang dilakukan orang lain hanya karena kita merasa sudah mengenal
mereka. Kita juga sering kali memandang rendah orang lain karena menganggap mereka
memiliki stasus sosial atau ekonomi yang lebih rendah dari kita. Oleh karena
itu, melalui perikop Injil Matius hari ini, kita diajak untuk melihat orang
lain dengan mata iman. Kita perlu menjadi rendah hati dan menghargai karya
Tuhan melalui hal-hal kecil dan sederhana yang ada di sekitar kita. Karya Tuhan
pada galibnya tidak dapat dipahami secara utuh dan sempurna oleh daya pikir
kita yang terbatas. Segala sesuatu yang menurut kita tidak layak atau tidak
pantas justru dijadikan pantas dan layak oleh Tuhan untuk mewujudkan karya-Nya
di tengah dunia.
Hal
seperti inilah yang dialami oleh St.Alfonsus Maria de Liguori. Alfonsus lahir
dalam keluarga bangsawan Militer. Saat berusia 16 tahun, ia sudah mendapatkan
gelar Doktor Hukum dan menjadi pengacara yang cakap. Karena gagal dalam
memenangkan sebuah perkara di pengadilan, Alfonsus kemudian menarik diri dari
dunia hokum dan memutuskan untuk hidup membiara. Sayangnya, niatnya tersebut
ditolak oleh ayahnya. Ia juga ditolak oleh biara karena kesehatannya yang
kurang baik. Walaupun demikian, Tuhan tetap membuka jalan bagi Alfonsus untuk
menjadi imam dan menjadikannya sarana untuk melakukan karya-karya besar.
Setelah ditahbiskan, Alfonsus menjadi terkenal karena khotbahnya yang menarik
dan mendalam. Ia kemudian juga mendirikan tarekat “Sanctissimi Redemptoris”.
St. Alfonsus kemudian dikanonisasi oleh Paus Pius XII dan digelari “Pelindung
para teolog moral dan bapa pengakuan dosa”.
Semoga
doa St. Alfonsus Maria de Liguori membantu kita untuk setia dalam menjawabi
panggilan Tuhan serta memampukan kita untuk menghargai sesama dalam hidup
harian kita.
Diakon A.F.N. Kiven