Gereja merupakan himpunan umat yang percaya kepada Kristus. Salah satu sifat gereja adalah Kudus yang merujuk pada pendirinya yakni Yesus Kristus sendiri. Kristus yang adalah Tuhan mewariskan kekudusanNya dalam seluruh ruang lingkup termasuk umatNya.
Gereja yang Kudus: Gereja menjadi Kudus karena Yesus Kristus adalah Kudus. Yesus telah mengasihi GerejaNya dan menyerahkan diri bagi Gereja untuk menguduskannya sehingga umat dipersatukan dengan Yesus menjadi Kudus. Pengudusan manusia di dalam Kristus merupakan tujuan semua karya di dalam Gereja.
Kekudusan Gereja dibicarakan dalam Konsili Vatikan II, konstitusi Lumen Gentium pada bab V. Kekudusan Gereja bukanlah suatu sifat yang seragam, yang sama bentuknya untuk semua, mealinkan semua mengambil bagian dalam satu kesucian Gereja, yang berasal dari Kristus, yang mengikutsertakan Gereja dalam gerakan-Nya kepada Bapa oleh Roh Kudus.
Pada taraf misteri ilahi Gereja sudah suci : "Didunia ini gereja sudah ditandai oleh kesucian yang sungguhnya, meskipun tidak sempurna" (LG 48). Ketidaksempurnaan ini menyangkut pelaksanaan insani, sama seperti kesatuannya. Dalam hal kesucian pun yang pokok bukanlah bentuk pelaksanaannya, melainkan sikap dasarnya.
"Suci" sebetulnya berarti yang dikhususkan bagi Tuhan. Jadi yang pertama-tama menyangkut seluruh bidang sakral atau keagamaan. Yang suci bukan hanya tempat, waktu, barang yang dikhususkan bagi Tuhan, atau orang. Malahan sebenarnya harus dikatakan bahwa "yang kudus)" adalah Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang maupun orang, disebut "kudus" karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan.
Kudus pertama-tama bukanlah termasuk kategori moral yang menyangkut kelakukan manusia, melainkan kategori teologal (ilahi), yang menetukan hubungan dengan Allah.ini bukan berarti kelakuan moral tidak penting. karena apa yang di khususkan bagi Tuhan, harus "sempurna" (Im 1:3, Rm 6:19, 22).
"Gereja itu suci dan sekaligus harus dibersihkan, serta terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaruan "(LG 8). Di mana kesucian Gereja adalah kesucian perjuangan, terus menerus tanpa merasa lelah untuk senantiasa menjaga, melestarikan kekudusan Gereja.
KUDUS berarti yang dikhususkan atau disucikan bagi Tuhan. Hal yang ‘kudus’ tidak hanya menyangkut orang, tempat, atau barang yang dikhususkan bagi Tuhan tetapi lingkup kehidupan Tuhan. Maka yang kudus itu adalah Allah.
Gereja menerima kekudusan sebagai anugrah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan datang dari Allah. Dengan demikian kekudusan Gereja merupakan yang tercurah dari Allah.***