Tuhan memanggil setiap kita kepada pelayanan seturut kemampuan kita. Dia juga akan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan dalam pelayanan kita selama kita mau meminta dan dengan rendah hati selalu mempercayakan diri kepada-Nya.
Jumat,
25 Juli 2025
Pesta
Santo Yakobus, Rasul (Martir)
2
Kor. 4:7-15
Mat. 20:20-28
Sobat-sobat
GAUNG yang terkasih
Pada
hari ini, Gereja Katolik merayakan Pesta Santo Yakobus Rasul. Yakobus adalah
anak Zebedeus dan saudara Yohanes Rasul. Yakobus dipanggil Yesus untuk menjadi
murid kala ia dan Yohanes sedang memperbaiki jala di tepi pantai Genesaret.
Bersama Petrus dan Yohanes, Yakobus termasuk kelompok rasul inti yang dipilih
Yesus. Yakobus memiliki kesetiaan dan iman yang kuat pada Yesus. Karena iman
dan kesetiaannya itu, Yakobus menjadi rasul pertama yang meminum piala
kemartiran. Atas perintah Herodes Agripa I, Yakobus dijatuhi hukuman mati
dengan cara dipancung.
Dalam
injil hari ini, kita mendengarkan kisah tentang ibu Yakobus yang meminta kepada
Yesus agar Yakobus dan Yohanes mendapatkan tempat terhormat dalam Kerajaan
Kristus. Yesus menanggapi permintaan tersebut dengan menegaskan Allah Bapa
sebagai satu-satunya otoritas penentu kedudukan seseorang dalam surga. “Aku
tidak berhak memberikannya. Itu diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu
telah menyediakannya” (Mat. 20:23). Dengan itu, Yesus ingin mengajak para rasul
untuk meninggalkan ambisi akan kesuksesan dan kehormatan. Yesus juga
mengingatkan para rasul agar senantiasa mengutamakan pelayanan di atas prestise
dan prestasi. Sebab, kedudukan dalam Kerajaan Allah tidak ditentukan
berdasarkan permintaan atau ambisi tetapi berdasarkan kesediaan untuk melayani Tuhan dan sesama.
Hal
yang sama juga disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Paulus
menekankan tugas utama kerasulan terletak pada semangat melayani. Lebih jauh,
Paulus mengingatkan kita tentang hakikat Tuhan sebagai sumber serta kekuatan
utama dalam pelayanan. “Harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana
tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah,
bukan dari diri kami sendiri” (2 Kor. 4:7). Dengan demikian, pelayanan tidak
boleh dipandang dan dilaksanakan sebagai karya pribadi. Pelayanan juga bukan sesuatu yang bisa disandarkan pada usaha sendiri. Pelayanan adalah tugas
yang diembankan Tuhan kepada kita. Tuhan adalah pemilik pelayanan, sementara
kita hanyalah pelaksana. Karena itu, mari kita tetap menjadi pribadi-pribadi
yang rendah hati dalam melayani. Mari kita juga selalu memohon kekuatan Tuhan
untuk menguatkan kita dalam karya kita. Sebagaimana Tuhan sudah menguatkan Yakobus
hingga akhir hayatnya, Tuhan juga pasti akan memberikan berkat yang kita
perlukan dalam pekerjaan kita. Tuhan yang memanggil; Tuhan yang memilih; Tuhan
yang mengutus; Tuhan pula yang akan menyediakan.
Diakon A.F.N. Kiven