Merawat Ibu Bumi, Kampanye Ekologi di SMAN I Sambi Rampas Watunggong

Gerakan mencintai alam terus digalakkan dan dilakukan oleh Keuskupan Ruteng. Kunjungan ke sekolah-sekolah menjadi salah satu agenda yang dilakukan untuk mengajak anak-anak berpartisipasi dalam gerakan merawat ibu bumi serta mencintai alam karena alam merupakan sumber segala kehidupan.

Kegiatan kampanye ekologi dan perlindungan hak anak

Bumi tempat kita berpijak dan tinggal, kini sedang mengalami kondisi tragis dengan luka nyaris di seluruh tubuhnya. Rahim ibu bumi di-”tusuk” dengan bengis oleh keserakahan anak-anak manusia yang ingin mengerus habis seluruh kandungannya.

Kondisi tubuh bumi yang sobek membuatnya tidak lagi seelok dulu, tidak lagi seindah dirinya diadakan oleh sang Pencipta. Bumi kita sudah tidak lagi berbentuk utuh, goresan-goresan luka tubuhnya membuatnya kini sangat menjerit menahan sakit. Iya, luka ibu bumi seakan takkan tersembuhkan.

Kelakukan kejam anak-anak manusia kini sudah melewati ambang batas kesabaran ibu bumi. Semesta pun mulai menunjukkan amarahnya. Tanpa disadari, manusia telah terjerat dan terkungkung dalam lingkaran kemarahan alam. Bencana-bencana alam mulai terjadi di mana-mana, teranyar ada letusan gunung Lewotobi laki-laki di Flores Timur, NTT. Cuaca dan iklim pun menjadi tak tentu, prediksi BMKG sering meleset karena perubahan yang tak seimbang dari alam. Ibu bumi dan semesta mulai menegur manusia dengan caranya yang cukup keras.

Melihat kondisi bumi yang tidak lagi harmonis, gereja pun mulai melakukan gerakan-gerakan penyelamatan alam. Ensiklik Paus Fransiskus “Laudato Si” kemudia diejawantahkan dalam Pastoral Gereja.

Keuskupan Ruteng yang merupakan bagian integral Gereja sejagat pun turut bergerak. Gerakan Ekologi tersebut digaungkan dalam reksa pastoral tahun 2024, yakni “Pastoral Ekologi Integral” yang mengajak seluruh umat Keuskupan Ruteng untuk kembali kepada alam, merawat ibu bumi.

Salah satu yang dilakukan adalah dengan menanam anakan pohon (reboisasi) kunjungan ke sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas. SMAN I Sambi Rampas, Watunggong juga mendapatkan kesempatan dikunjungi oleh tim dari Pusat Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng.

Di bawah pimpinan Direktur PusPas, RD. Marthin Chen, rombongan PusPas menyambangi lembaga pendidikan SMAN 1 Sambi Rampas pada hari Jumat, 20 Desember 2024.

Kunjungan tersebut dibalut dalam tema “Kampanye Ekologi dan Perlindungan Anak. Mereka diterima dengan baik bak keluarga yang memiliki satu tujuan untuk merawat bumi.

Tepat pukul 09.00 Wita, kegiatan diawali dengan ibadat ekologi yang dipimpin Direktur PusPas Keuskupan Ruteng. Menarik, dalam ibadat itu dipertunjukkan tarian-tarian bernuansa ekologis yang dipersembahkan oleh siswa-siswi SMAN I Sambi Rampas. 

Narasi-narasi ekologis pun dibacakan dengan sangat baik dan menyentuh hati tentang kondisi ibu bumi saat ini yang sangat mengenaskan.

Dalam renungan singkatnya yang didasarkan pada Kisah Penciptaan dalam Kitab Kejadian bab 1, RD. Marthin Chen menyampaikan tentang kondisi bumi semesta saat diciptakan.

"Allah menciptakan alam semesta ini selama enam hari dengan penuh cinta. DiciptakanNya terang di hari pertama, cakrawala, matahari, bulan, bintang dan ciptaan lainnya termasuk manusia dalam kondisi yang prima. Manusia malah diberikan lagi keutamaan lebih dari ciptaan lainnya, yakni akal budi untuk menguasai dan mengatur ciptaan lainnya, tetap malah kemudian manusia sendirilah yang merusak ekosistem yang indah itu,"jelas dosen Unika Santo Paulus Ruteng tersebut. 

Setelah ibadat, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman anakan pohon secara simbolis di halaman sekolah oleh RD. Marthin Chen, RD. Sandy, Kepala Sekolah dan perwakilan siswa.

Kegiatan kemudian berlangsung di ruangan dalam tiga kelompok untuk sosialisasi dan kampanye tentang perlindungan anak. Kepala Sekolah dan para guru dipisahkan dari kelompok siswa. Selain materi perlindungan anak oleh Komisi JPIC, juga diberikan materi tentang penggunaan media sosial di zaman digital ini.

Semoga kegiatan tersebut menggugah dan mengetuk hati kita untuk kembali ke alam, mencintai dan merawat alam demi kebaikan kita bersama.***

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT