Santo-santa Tanggal 5 Mei : Santa Yudit, Santo Hilarius dan Santa Yutta

Gereja Katolik selalu menghormati orang-orang yang memiliki kesucian selama hidupnya. Gereja kemudian mengkanonisasikan mereka sebagai orang kudus yang patut diperingati setiap tahun. hari ini adalah peringatan Pesta Santa Yudit, Yutta dan Santo Hilarius.

Santa Yudit

1. St. Yudit

Yudit diiperkirakan hidup pada abad ketigabelas. Keluarganya merupakan bangsawan di Thuringia (sekarang wilayah Jerman). Pada masa itu, banyak perempuan Kristiani terinspirasi oleh teladan hidup Santa Elizabeth dari Hungaria, seorang Ratu yang dinyatakan orang kudus pada tahun 1235. Teladan Elizabeth yang juga menginspirasi Yudith, untuk mengamalkan hidupnya seturut teladan dan dalam kesederhanaan.

Sosoknya teristimewa murah hati kepada orang-orang miskin. Walaupun berasal dari kalangan keluarga berada namun Yudit dengan lemah lembut berdandan dan bergaya hidup lebih bersahaja dengan kesederhanaan yang ditampilkannya dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian, akan lebih banyak bagian untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Yudit mendengarkan kerinduan yang ada dalam hatinya, ia meninggalkan segalanya dan hidup sebagai seorang pertapa.

Kemudian dirinya pindah ke Prussia di mana tak seorang oun mengenalinya. Hari-harinya dilewati dalam doa dan merawat para pengelana yang kelelahan lewat di depan gubuk kecilnya. Ia berdoa teristimewa demi pertobatan mereka yang belum mengenal dan percaya Kristus. Doa juga ia panjatkan bagi mereka yang baru dibaptis Kristen agar tetap setia pada iman.

Santa Yudit wafat akibat demam pada tahun 1260, peringatan baginya dirayakan setiap tanggal 5 Mei.

2. St. Yutta


Sebagai seorang bangsawan, ia menikmati kehidupan yang sejahtera. Hartanya berlimpah, namun setelah suaminya gugur di medan perang, Yutta meninggalkan segala kemewahannya dan mengalihkan perhatiannya untuk membantu kaum miskin dan merawat orang-orang buta. Yutta menjalankan devosi khusus kepada Hati Kudus Yesus. Ia meninggal dunia sebagai pertapa di Kulmsee, Prusia Timur.


3. St. Hilarius


Hilarius lahir sekitar tahun 401 dalam keluarga pagan. Ketika menginjak masa remajanya, Hilarius diundang oleh Santo Honoratus ke biaranya di Lerin yang baru selesai dibangun.

Hilarius segera jatuh cinta pada kehidupan membiara yang penuh kedamaian di pulau itu. Ia lalu memberikan dirinya untuk dibabtis dan tetap tinggal didalam biara sebagai seorang biarawan.

Pada usia 29 tahun Hilarius ditabhiskan menjadi Uskup Agung Arles (sekarang Perancis). Ia juga diangkat oleh Santo Paus Leo Agung sebagai Uskup Metropolitan di Propinsi Gerejawi itu.

Dalam jabatannya itu, Hilarius tetap menjalani pola hidup sederhana sebagaimana seorang rahib, dan rajin melakukan pekerjaan-pekerjaan tangan demi kesejahteraan para fakir miskin. Ia dikenal sebagai seorang Uskup yang tinggi disiplin hidupnya dan aktif dalam karya-karya pastoral.

Ia memecat Uskup Chelidonius dan Proyektus dari jabatan mereka karena kurang aktif dalam tugas dan kurang berdisiplin diri. Karena tindakan ini bukan merupakan wewenangnya, maka ia diberi peringatan tegas oleh Paus.

Hilarius, seorang uskup yang sederhana, miskin, rajin, tegas dan mahir menafsirkan Kitab Suci. Ketegasannya membuat banyak orang menentangnya, namun tidak ada seorangpun yang meragukan kesucian hidup dari uskup Hilarius.

Ia menjalankan tugasnya sebagai Uskup Arles, dan terus berkarya hingga tutup usia pada tahun 449. Ia mengabdikan dirinya dalam melayani Tuhan dengan cara hidup saleh. Kesalehan dan sikap hidup yang baik mengantarnya menjadi kudus.***


Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT