Gunung Wolotobi laki-laki yang meletus secara tiba-tiba pada tanggal 4 november 2024 dini hari menelan ribuan korban dan mengahancurkan ribuan rumah serta ternak dan lahan-lahan masyarakat di sekitarnya. Kita berdoa agar mereka kuat menghadapi peristiwa alam tersebut.
ParokiStEduardus - Letusan gunung berapi Wolotobi di Kabupaten Flores Timurr, NTT dini hari menjadi peristiwa alam yang sangat dahsyat dengan menelan banyak korban baik manusia, ternak maupun tempat tinggal.
Gunung Lewotobi adalah kompleks gunung berapi dengan dua puncak yang hampir sama tinggi, yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores, Indonesia. Puncak tertinggi Lewotobi dinamakan Gunung Lewotobi Perempuan dan puncak yang sedikit lebih rendah tetapi lebih aktif dinamakan Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Ribuan warga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki memilih mengungsi secara mandiri ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Senin (4/11/2024). Berdasarkan data Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sikka, hingga Senin malam, warga yang mengungsi ke Kabupaten Sikka sebanyak 1.116 orang.
Ribuan warga itu tersebar di tiga desa di Kecamatan Talibura, yakni Hikong, Timu Tawa, dan Kringa. Mereka mengungsi di rumah-rumah warga, aula paroki, dan sekolah. Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hironimus Lamawuran, menerangkan, berdasarkan informasi sementara, pengungsi korban erupsi menyebar di dua kecamatan di Kabupaten Sikka, yakni Talibura dan Kewapante. Pihaknya sedang berkoordinasi dengan Pemkab Sikka untuk memastikan jumlah pengungsi ke wilayah itu.
Peristiwa tersebut sungguh menjadi salah satu letusan gunung berapi terkuat dengan jarak muntahan lahar panas yang cukup jauh. Masyarakat NTT dan Indonesis umumnya untuk sementara menaruh perhatian penuh bagi para korban dengan menyalurkan berbagai bantuan.
Selain bantuan dalam bentuk material, kita juga diajak untuk membantu dengan doa agar saudara-saudari kita di sekitar Lewotobi lekas mengalami kesembuhan mental dan menerima kejadian tersebut sebagai sebuah peristiwa yang tak akan memadamkan api kehidupan mereka.
Mari kita berdoa mengenang para korban bencana tersebut. Kita mengingatnya dalam doa pribadi, doa kelompok maupun doaakbar di gereja, masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya.