Pastor Paroki Watu Nggong Sulap Lahan Berbatu Jadi Lahan Holtikultura

Pastor Laurensius Teon akrab dipanggil Pastor Lorens, giat mengolah lahan berbatu menjadi lahan multi fungsi.

Pastor Laurensius Teon akrab dipanggil Pastor Lorens, giat mengolah lahan berbatu menjadi lahan multi fungsi.
Pastor Lorens merupakan seorang Pastor yang bertugas di Paroki Watunggong ,wilaya yang berada bagian Utara Keuskupan Ruteng,
Watu Nggong berada Di Desa Satar Nawang, Kecamatan Compang Congkar, Kabupaten Manggarai Timur.
wilayah ini dikenal dengan topografi yang berbatu, berbukit dan tekstur tanahnya berwarna merah dan bersuhu dingin. Menurut Pastor Lorens, untuk mengelola tanah di tempat ini, menjadi lahan yang bermanfaat tidak cukup dalam waktu yang singkat dan membutuhkan waktu yang lama dan usaha yang keras

Mulanya Pastor Lorens mempunyai ketertarikan khusus untuk bergerak di bidang tanaman holtikultura, sejak Bulan Oktober 2022. Bertepatan dengan Tema Keuskupan Ruteng ” Program Pelayanan Pastoral Ekonomi Berkelanjutan dengan Motto Ekonomi SAE (Sejahtera, Adil dan Ekologis)” Katanya.

Tanah di Paroki Watunggong dapat dimanfaatkan untuk Holtikultura untuk mencukupi kebutuhan Rumah tangga Paroki. Dan Tujuan utamanya untuk menjawabi program Pelayanan Pastoral dengan Motto pelayanan. Ungkapnya Via WhashAp saat dikonfirmasi Wartawan Komodoindonesiapost, Kamis 7/12/2023.

“Ketertarikan saya berkaitan dengan pertanian, tidak terlepas dari Program Pelayanan Pastoral Ekonomi Berkelanjutan Keuskupan Ruteng. Dengan motto: Ekonomi SAE (Sejahtera, Adil, dan Ekologis). ” Ungkap Pastor Lorens
Mulanya mengolah lahan batu ini bukan hal yang mudah, dan tidak membutuhkan waktu yang singkat dalam mewujudkan Pelayanan Pastoral. Katanya
“Pengelolaan lahan ini memang dibutuhkan strategi dan usaha keras. Tanah berbatu, humus tidak baik, asam tanah di bawah standard (PH di bawah 5), kadar tinggi, yg menghambat terlaksananya Misi Pastoralnya”.

Ia memberikan penjelasan perihal proses dia mengelola lahan berbatu seperti di watunggonhKita memulai mengolah secara perlahan. Bedengan 1×3 m tersedia 100. Usaha pertanian berkelanjutan dg prinsip ekologis diterapkan melalui pemupukan secara organik: kompos, Eco Enzym, Jadam, JLF, dll. Non kimia

Ia menerangkan “mencintai tanah dengan mengolah merawat utk hidup. Dasar yg telah ditanamkan dalam diri bahwa saya, dibesarkan dan menjadi seperti sekarang karena petani. Lahan di Paroki Watunggong luas. Terdiri dari bebatuan, tanah merah. Hanya ditumbuhi alang-alang, dan sebangsanya” Pungkasnya
“Tanam sesuatu: hasilnya bisa jadi putus asa. Bagi saya, tanah itu anugerah Tuhan yg dipercayakan kepada manusia utk dikelola bisa menghasilkan sesuatu. Jawaban syukur atas anugerah Tuhan  itu adalah mengelolanya” Ungkap Pastor Lorens

Bagi Pastor Lorens Pengelolaan ini merubah gambaran “Tak Bisa” ditanami apa-apa menjadi bisa. Oleh karena itu, saya berusaha utk menunjukkan kepada umat melalui program awal holtikultura, atau juga tanaman jangka pendek (bulanan)”.katanya

Ia mau membuktikan kata ” Bisa” selain melalui perbuatan nyata, sebagai contoh kepada umat di Parokinya, juga melalui Kotbah, ungkapnya.
Berbekal niat dan kemauan yang kuat untuk melakukan suatu yang bermanfaat, Pastor Lorens menjelaskan proses Pengelolaan lahan ini. Katanya

“Mengelola lahan ini, memang dibutuhkan strategi dan usaha keras. Tanah berbatu, humus tidak baik, asam tanah di bawah standard (PH di bawah 5), kadar tinggi, yg menghambat untuk penanaman tanaman holtikultura, dan lain-lain. Kita memulai mengolah secara perlahan”.

Langkah awal yang dilakukan Pastor Lorens adalah membuat bedengan 1×3 m. Sesuai prinsip Usaha pertanian berkelanjutan berbasis Ekologis, diterapkannya, dengan menggunakan pemupukan secara organik: kompos, Eco Enzym, Jadam, JLF, dll. Non kimia.

Hasil yg diperoleh dari usaha yang saya lakukan adalah secara kebutuhan, kami tidak lagi bergantung di Pasar. Saya menanam tomat 300 pohon dengan pendapatan Rp 10 juta.

Di samping itu, sesuai dengan ketinggian 1100 MDPL dipersiapkan tanaman jangka panjang seoerti cengkeh, jeruk, kopi, fanili, dan lain-lain, yg sesuai untuk mem-backup kemandirian Gereja ke depan. Kita juga sudah mulai menata dengan menggunakan eksavator demi 5 tahun ke depan (tanaman jangka panjang).

Melihat hasil yang dirasakan, dibekali semangat yang luar biasa Pastor Lorens dengan giat memanfaatkan lahan tersebut menjadi produktif. Selain itu misi Pelayanan Pastoralnya perlahan-berhasil.
Melihat keberhasilan Pastor Lorens perlahan umat mencontohi karya nyatanya di bidang holtikultura. Sehingga memanfaatkan lahan mereka untuk mulai menanam tanaman holtikultura sebagai salah satu sumber ekonomi keluarga.

LINK TERKAIT