Hari ini secara sah dan legal Keuskupan Labuan bajo mandiri dalam segala administrasi dan perjalanan iman dengan ditahbisnya Mgr. Maksimus Regus menjadi Uskup pertama yang secara resmi juga terpisah dari Keuskupan Ruteng dan masuk dalam salah satu Keuskupan Sufragan dari Keuskupan Agung Ende.
Hari ini, umat Katolik sejagad khusunya umat Keuskupan Labuan Bajo bersukacita karena mendapatkan seorang gembala baru. Iya, Keuskupan Labuan Bajo yang baru saja didefinitifkan oleh Vatikan dengan mengumumkan pengangkatan Uskup baru secara legal sudah terpisah dari Keuskupan Ruteng.
Keuskupan Labuan Bajo adalah salah satu keuskupan sufragan yang berbasis di Kabupaten Manggarai Barat di Indonesia dan merupakan bagian dari Provinsi Gerejawi Ende, yang terdiri dari Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Denpasar, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Maumere, dan Keuskupan Ruteng.
Keuskupan ini diumumkan secara resmi pada tanggal 21 Juni 2024; 4 bulan lalu. Katedralnya adalah Gereja Paroki Roh Kudus, yang membawahi 25 Paroki dengan 275.903 umat sesuai populasi data umat tahun 2024. Wilayah Keuskupan mencakup seluruh Kabupaten Manggarai Barat.
Mgr. Maksimus Regus adalah Uskup terpilih dan Uskup Pertama untuk Keuskupan Labuan Bajo yang ditahbiskan pada hari Jumat, 01 November 2024, bertepatan dengan Hari Raya Semua Orang Kudus, sesuai Kalender Liturgi gereja Katolik Roma. Bertindak sebagai Penahbis adalah Kardina Ignatius Suharyo didampingi Uskup Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden dan Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat.
Dipilih oleh Paus Fransiskus menjadi Uskup Labuan Bajo yang pertama membuat Mgr. Maksimus Regus (51 tahun) menjadi peletak pondasi Keuskupan. Belum lama menjabat sektor Universitas Katolik Santo Paulus Ruteng, Mgr. Maksi – demikian ia kini di sapa – mengaku tak pernah membayangkan akan menjadi gembala utama di keuskupan baru ini.
Pentahbisan Uskup Labuan Bajo ini tentu saja merupakan sebuah sejarah baru dan akan tercatat rapi sebagai dokumen hidup dalam perjalanan iman umat di Keuskupan tersebut. Peristiwa sejarah penuh berkat ini menjadi menjadi langkah awal Keuskupan Labuan Bajo melaju dalam perahu sendiri hingga selamanya.
Tampak umat membludak hadir pada perayaan penuh sukacita itu. Gereja St. Petrus Sernaru dipadati umat yang hadir menyaksikan moment berahmat tersebut. Berdasarkan pantauan, umat yang tidak mendapat tempat duduk dalam gereja menempati tenda di luar. Panitia juga menyiapkan layar besar agar umat dapat menyaksikan jalannya penahbisan Uskup Maksimus.
Maksimus menjalani serangkaian ritus penahbisan mulai dari janji Uskup, litani permohonan, penumpahan tangan oleh Kardinal dan para Uskup, doa tahbisan. Maksimus lantas diurapi dan diserahkan mitra (tutup kepala) dan tongkat gembala.***