"Imanmu Menyelamatkan Engkau" Renungan, Kamis 30 Mei 2024

MENIMBA INSPIRASI SABDA TUHAN

Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta

Imanmu Menyelamatkan Engkau 


Percaya pada Tuhan adalah kerinduan tanpa henti dan tidak berujung. Artinya; percaya tidak dalam kategori-kategori atau dalam batas batas ruang dan waktu tertentu, melainkan mencakup seluruh kehidupan secara holistik. Percaya berarti tidak begitu kuat dipengaruhi daya intelektual, melainkan oleh pengalaman pribadi dan komunal berkenan perjumpaan dengan Tuhan. Oleh karena itu, percaya pada Tuhan sebetulnya tidak pernah ribet, tidak membutuhkan logika manusiawi, tidak membutuhkan silogisme, dan lain sebagainya. Melainkan sesederhana perasaan hati, perjumpaan, kerinduan, dan tahu mensyukuri. 


Percaya memiliki daya kekuatan yang besar. Setiap orang yang percaya dengan sungguh maka ia memiliki kerinduan yang dalam akan Tuhan dan mengandalkan Dia dalam hidupnya. Dibalik sikap itu tersimpan kekuatan yang berdaya ubah bagi kehidupan personal maupun komunal. Pertama, setiap orang yang mengandalkan Tuhan pasti memiliki ketenangan dan kedamaian tersendiri dakam mengolah kehidupan. Ia mampu menghadapi tantangan dan persoalan dengan baik, karena tidak tergesa gesa, hura hura dalam menyelesaikan persoalan. Di balik itu juga Tuhan memampukan dia dan tidak membiarkan dia seorang diri dalam menyelesaikan persoalan. Kedua, percaya itu menyembuhkan. Bartimeus, seorang buta yang kita dengarkan dalam Injil disembuhkan oleh imannya sendiri. Ketika memohon kepada Yesus untuk memperoleh kembali penglihatannya, Yesus justru menguatkan dan memberi daya pada sikap percayanya, "imanmu telah menyelamatkan engkau." Bartimeus memperoleh kembali penglihatannya secara sempurna hingga memuliakan Tuhan dengan mengikuti Yesus. Tentu, peristiwa Bartimeus menggugah kita sekalian bahwa ada daya ubah yang luarbiasa dari iman kita. 


Kehidupan kita tentu tidak terlepas dari kebutaan -kebutaan sebagaimana dialami oleh Bartimeus. Percayalah bahwaTuhan tetap memelihara kita. Bartimeus yang buta tetap hidup, walau tidak bisa bekerja karena kebutaan. Tuhan mengirim orang-orang baik hati untuk menafkahinya. Begitu juga kita, jangan lelah percaya dan mohoh kekuatan pada Tuhan. Dari balik jeruji persoalan dan kebutaan hidup, iman kita sebetulnya dipertajam untuk semakin sering mengadalkan. Sebagaimana Bartimeus, berteriak-teriak memanggil nama Yesus walaupun dimarahi orang banyak. Begitu juga kita mesti selalu berteriak dalam doa pada Tuhan, niscaya ia akaj mendengar, mendatangi, dan menyembuhkan kebutaan-kebutaan hidup kita. Ingat Sta. Monika (Ibu St. Agustinus) yang tidak pernah berhenti mendoakan Agustinus untuk berubah dari kehancurab hidupnya. Alhasil, Agustinus pun berubah dan menjadi seorang Uskup yang disegani dalam Gereja. 


Tuhan memberkati.


Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT