Bangga Menjadi Seorang Katolik-Sebuah Catatan Hati Kaum Muda

Menjadi Katolik bukan hanya tentang identitas namun lebih dari itu adalah tentang bagaimana meneladani kehidupan Yesus dan terutama mampu mempertanggungjawabkan iman tersebut. Kita harus bangga menjadi Katolik karena merupakan satu-satunya agama yang didirikan langsung Yesus di atas para Rasul dan Batu Karang (Petrus)

Orang Muda Katolik St. Eduardus Watunggong dalam Suatu Kesempatan

Penulis : Dewie

(OMK St. Eduardus Watunggong)


Zaman modern ini kita dapat menemukan banyak kasus di berbagai belahan dunia tentang penganiayaan terhadap saudara-saudari kita yang Katolik. Hampir setiap minggu kita mendapatkan berita tak mengenakkan seperti itu. Di negeri tercinta kita, Indonesia kasus  seperti itu menjadi cemilan setiap hari di layar televisi. Salah satunya yang masih hangat disorot adalah kasus pembubaran secara paksa oleh oknum  ketika masih berdoa Rosario dan masih banyak lagi kasus- kasus yang lainnya.

Menjadi Katolik harus berani  pikul salib, ikut Yesus itu tidak mudah, kita siap untuk dibenci. Seperti Tuhan Yesus sendiri bilang dalam Matius 16:24, yang berbunyi, “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Disini Tuhan Yesus menekankan bahwa ikut Tuhan harus siap menderita.

Bagaimana kita sebagai anak muda Katolik menghadapi fenomena seperti itu apalagi di zaman yang semakin maju, banyak tawaran yang menggiurkan dan menggiring serta akhirnya menjatuhkan iman Katolik kita. Mulai dari pacaran berbeda keyakinan, dalam hal pekerjaan, pergaulan yang kurang baik, dan masih banyak lagi. Mungkin kita dilema dengan pilihan seperti itu, tetapi kita harus bisa mempertahankan iman, kita harus berani tampil beda dengan orang lain karena lewat hal- hal seperti itu kita dapat menunjukkan keteguhan iman akan Kristus.

Kita mesti merasa bangga sebagai orang Katolik karena kita mendapat kesempatan untuk mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dalam hidup kita. Kita menerima tubuh dan darah-Nya secara cuma-cuma, kita diselamatkan dari dosa, kita dipanggil untuk menjadi anak-anak Allah. Di dalam Gereja Katolik juga kita kaya akan sakramen-sakramen kudus, kita diajarkan untuk saling mengasihi, bahkan mengasihi musuh-musuh kita.

Dalam Gereja Katolik juga kita mempunyai seorang Ibu yang selalu mendoakan kita. Seberat apapun masalah kita ketika kita datang kepada Bunda Maria, dia tidak pernah menolak permohonan kita. Kita mungkin menyepelekan hal ini tetapi ingat, di balik diamnya seorang ibu doanya mampu menggoncangkan isi Surga.

Banyak kesaksian orang-orang yang mendapatkan mujizat berdoa melalui dan bersama bunda Maria, novena  kepada bunda Maria sangat besar kuasanya, kita juga kaya akan sakramen-sakramen kudus yang kita tidak dapatkan di tempat yang lain. Itulah mengapa kita sangat kaya di dalam Gereja Katolik, maksudnya kaya di sini bukan tentang harta duniawi tapi kaya akan warisan Tuhan bagi kita.

Meski demikian, masih ada sebagian orang yang mau menjual iman Katoliknya hanya untuk kepentingan sesaat. Bagi kita yang sudah mengetahui tentang kekayaan Gereja Katolik, hal ini sangat disayangkan.

Saat ini, banyak orang yang sangat ingin dan tertarik masuk dalam Gereja Katolik meski masih banyak juga anak mudah terpengaruh hanya karena demi pasangannya rela meninggalkan iman Katolik.  Hal tersebut, bukan tanpa alasan tetapi karena dangkalnya pengetahuan akan iman Katolik sehingga mudah goyah, mudah dipengaruhi dan mudah meninggalkan Iman Katolik.

Sebagai kaum muda masa depan Gereja, kita hendaknya mengisi sedikit ruang hidup dengan pengetahuan tentang Iman Katolik agar menjadi kekuatan dan pegangan dalam hidup serta mampu mempertanggungjawabkan di depan orang-orang yang menggugatnya.***

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT