"Amor Ergo Sum (aku dicintai maka aku ada)", Renungan Harian, Jumat 17 Mei 2024

MENIMBA INSPIRASI SABDA TUHAN

Yesus Mengasihi

Renungan Harian Jumat 17 Mei 2024

Kis. 25:13-21

Yoh. 21:15-19


"Amor Ergo Sum (Aku dicintai maka aku ada)"

Hari ini Yesus menggugah Petrus dengan pertanyaan, "Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?." Pertanyaan itu dilontarkan sebanyak tiga kali dengan diikuti perintah "gembalakanlah domba-dombaku." Bagi Petrus, pentanyaan itu bermakna mendalam sebab Petrus telah sekian lama bersama Yesus dan bisa dibuktikan betapa Petrus mengasihi Yesus. Pertanyaan itu pun menggugah tidak hanya relasi Petrus dengan Yesus, tetapi keberadaan Petrus sendiri. Ada semacam ruang dalam diri Petrus untuk berkontemplasi pertanyaan itu sehingga ia bisa menemukan dirinya prihal mengasihi. Petrus pun melihat diri dan kasihnya kepada Yesus saat ia menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Kontemplasi diri petrus membuka wawasan Petrus bahwa betapa besar kasih Allah bagi dirinya. Walaupun demi menyelamatkan diri dengan menyangkal Yesus, kasih Allah bagi dirinya tidak pudar sedikit jua pun. Sehingga, pertanyaan "...apakah engkau mengasihi Aku...." adalah sebuah pertanyaan eksistensial atàu berpaut erat dengan keberadaan Petrus. Sampai pada titik ini kita bisa beri kesimpulan bahwa kasih Allah adalah dasar keberadaan manusia. Atau dengan memplesetkan adagium poluler Rene Descartes, Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka aku ada) menjadi Amor Ergo Sum (aku dicintai maka aku ada).

Pertanyaan Yesus pun disertai dengan kalimat imperatif, "gembalakanlah domba-dombaku." Perintah ini merujuk pada pelayanan yang mesti digalakkan oleh Petrus dan para rasul lain. Perintah yang sama juga merujuk pada usaha-usaha mempersatukan para rasul dan jemaat -jemaat (Gereja) saat ini. Pelayanan itu mesti berdasar pada kasih Allah dan dimulai dari kesadaraan yang menyeluruh tentang kasih Allah dan kehendaknya bagi semua orang beriman. Dengan melakukan pelayanan dalam bentuk apa saja, kita bisa mewujudkan kasih Allah. Sebagaimana dasar keberadaan manusia adalah kasih Allah, maka pelayanan atas dasar kasih Allah pun ungkapan keberadaan kita sebagai manusia. Dengan demikian, saya boleh katakan dengan memplesetkan adagium Descartes, " aku melayani maka aku ada." Melalui pelayanan, kita mengungkapkan keberadaan kita sebagai manusia.
Rasul Paulus pun mengungkapkan keberadaan dirinya melalui pelayanan terus menerus walaupun dipenjara dan dihukum. Perselisihan antara orang oranv Yahudi dengan Paulus mengungkapak betapa besar Kasih Allah bagi Paulus. Sehingga, Paulus pun dengan tegar menyatakan bahwa Yesus hidup.
Tuhan memberkati.

LINK TERKAIT