Santo-santa Tanggal 11 Mei, Orang Kdus Katolik

Hari ini Gereja Katolik memperingati orang-orang kudusnya yang penuh dengan kharisma untuk mewartakan Injil dan menjadi teladan iman.

Orang Kudus

Santo Ignatius Peis dari Lakoni, Pengaku Iman

Ignatius lahir di Sardinia pada tahun 1701. Ketika masih muda belia, ia masuk biara Kapusin sebagai seorang bruder. Cara hidup membiara telah menjadi cita-cita hidupnya semenjak kecil. Dengan memilih biara Kapusin, ia bermaksud menjadi seperti Fransiskus Asisi, pewarta Injil yang menghayati imannya dengan hidup miskin demi sesamanya. Pekerjaan setiap hari ialah menjelajahi seluruh kota untuk meminta derma bagi kepentingan biaranya. Pekerjaan ini dijalaninya selama 40 tahun. Sambil berkeliling miminta derma, ia mengajar orang-orang yang ditemuinya tentang Kasih Kristus kepada manusia. Senyum manis yang selalu menghiasi bibirnya mencerminkan kesejahteraan jiwanya. Perkataannya senantiasa membawa penghiburan bagi orang-orang yang bersusah serta menggerakkan hati mereka untuk lebih mencintai Yesus.

Bruder Ignatius yang dikenal sederhana selalu membagikan sedekah kepada orang-orang yang lebih miskin daripadanya. Ia menjadi rasul dan pewarta Injil Kristus dengan teladan hidupnya, doa-doa dan laku tapanya. Ia meninggal dunia pada tanggal 11 Mei 1781. Oleh Sri Paus Pius XII (1939-1958), ia dinyatakan ‘Kudus’ pada tahun 1951.

Santa Bertha, Pengaku Iman

Bertha adalah anak Rigobertus, seorang Pangeran Kerajaan Nuestria, Prancis pada masa pemerintahan raja Clovis II. Hari kelahirannya tidak diketahui dengan pasti. Dikatakan bahwa sepeninggal suaminya, Siegfridus, ia mulai menjalani hidup membiara di Blangy, wilayah Artois, Perancis Utara.di biara ini, ia menjadi Abbas selama bebarapa tahun sampai saat ajalnya pada tahun 725. Ada banyak cerita tentang santa Bertha namun semuanya kurang dapat dipercaya kebenarannya. Salah satu dari cerita-cerita itu ialah bahwa ia dibunuh oleh anak-anak tirinya sendiri.

 

St. Fransiskus Di Girolamo

Imam Yesuit yang kudus ini lahir pada tahun 1642. Ia berkarya di sekitar Napoli, Italia sebagai pengkhotbah.

Ia mentobatkan banyak pendosa besar, rajin mengunjungi penjara dan mencari orang-orang di tempat pelacuran dan gang-gang gelap untuk dibina menjadi manusia berguna bagi masyarakat.

Khotbah-khotbahnya sungguh menarik dan karenanya ia banyak mentobatkan orang-orang berdosa.

Ia pernah mentobatkan seorang wanita yang membunuh ayahnya dan kemudian melarikan diri ke luar negeri menjadi tentara.

Fransiskus meninggal dunia pada tahun 1716.

Ia dibeatifikasi pada tanggal 2 Mei 1806 oleh Paus Pius VII dan di kanonisasi oleh Paus Gregorius XVI pada tanggal 26 Mei 1839.

Ia mengabdikan dirinya dalam melayani Tuhan dengan cara hidup saleh.

Kesalehan dan sikap hidup yang baik mengantarnya menjadi kudus.

 

Arti Nama

Fransiskus berasal dari nama Latin Franciscus yang berarti "Orang Perancis".

Nama ini diturunkan dari kata "Francus" (yang berarti : "Seorang Franc", atau "Seorang bebas"). Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno "Franc" yang berarti "Bebas".

 

Variasi Nama

Francis, Frances (English), François, Francisque (French), Frantziska, Frantzisko, Patxi (Basque), Franseza (Breton), Francesc, Francesca (Catalan).

Frane, Franjo, Franka, Franko, Frano, Fran (Croatian), František, Františka (Czech), Frans (Danish), Franciscus, Frans (Dutch), Frans, Ransu (Finnish).

 

Franz, Franziska, Fränze, Franzi, Ziska (German), Ferenc, Franciska, Fanni, Feri, Ferkó, Franci (Hungarian), Proinsias (Irish), Franca, Francesca, Francesco, Franco (Italian).

Francisca, Franciscus (Late Roman), Frens, Frenske (Limburgish), Pranciškus (Lithuanian), Frans (Norwegian), Franciszek, Franciszka (Polish).

Francisca, Francisco, Chica, Chico (Portuguese), Frang, Frangag (Scottish), Franjo (Serbian), Franc, Frančišek, Frančiška, Fran, Francka (Slovene).

 

Bentuk Pendek

Frank, Cissy, Fannie, Fanny, Fran, Frankie, Frannie, Franny, Sissie, Sissy (English) .

Bentuk Feminim

Frances (English), Françoise (French).

 

 

Santo Ignatius Peis dari Lakoni, Pengaku Iman

Ignatius lahir di Sardinia pada tahun 1701.

Ia berjanji, apabila ia sembuh kembali, ia akan menjadi seorang Biarawan Fransiskan.

Tetapi, ketika ia sungguh sembuh dari sakitnya, ayahnya meyakinkannya untuk menunda janjinya itu.

Beberapa tahun kemudian, Ignasius nyaris tewas ketika ia kehilangan kendali atas kudanya.

Namun, sekonyong-konyong, kuda itu berhenti berlari dan berderap dengan tenang.

Ignasius yakin bahwa Tuhan telah menyelamatkan nyawanya.

Ia bertekad untuk segera mengikuti panggilan hidup religiusnya.

Ignasius kemudian masuk biara Kapusin sebagai seorang Brouder dan mengucapkan kaulnya pada tahun 1722.

Broeder Ignasius tidak pernah menduduki jabatan penting dalam Ordo Fransiskan.

Selama lima belas tahun ia bekerja di bangsal anyaman.

Kemudian, selama empat puluh tahun lamanya, ia termasuk dalam kelompok biarawan yang pergi meminta sedekah dari satu rumah ke rumah lainnya.

Mereka menerima makanan dan derma demi kepentingan biara.

Ignasius mengunjungi keluarga-keluarga serta menerima derma mereka.

Orang banyak segera menyadari bahwa mereka menerima berkah berlimpah setiap kali memberi derma pada biarawan yang rendah hati ini.

Broeder Ignasius menghibur mereka yang sakit dan menggembirakan hati mereka yang kesepian.

Ia mendamaikan orang-orang yang bermusuhan, mempertobatkan mereka yang keras hati karena dosa, dan juga memberikan nasehat bagi mereka yang ditimpa masalah.

Orang banyak mulai menanti-nantikan kunjungannya.

Namun demikian, Broeder Ignasius sering juga mengalami saat-saat sulit.

Kadang-kadang pintu dibanting di mukanya, juga seringkali cuaca buruk menghambat langkahnya.

Selalu, bermil-mil jauhnya jarak yang harus ditempuhnya dengan berjalan khaki.

Tetapi, Igansius seorang yang penuh pengabdian.

Orang mulai memperhatikan bahwa Ignasius biasa melewatkan suatu rumah tertentu.

Pemilik rumah itu adalah seorang lintah darat yang kaya.

Ia mengumpulkan hartanya dengan memaksa orang-orang miskin membayar hutangnya jauh melebihi kemampuan mereka.

Lintah darat ini merasa terhina karena Ignasius tidak pernah mengunjungi rumahnya untuk meminta sedekah.

Ia melaporkan Broeder Ignatius kepada pemimpin biara.

Bapa Prior, yang tidak mengetahui masalah ini, mengutus Ignasius ke rumahnya.

Ignasius tidak mengatakan sesuatu pun; ia melakukan seperti yang diperintahkan kepadanya dan kembali dengan satu karung besar makanan.

Pada saat itulah Tuhan mengadakan mukjizat.

Ketika karung itu dibongkar, darah mulai menetes.

“Inilah darah kaum miskin,” kata Ignatius perlahan, “Oleh sebab itulah saya tidak pernah meminta sedekah dari rumah itu.”

Kemudian, para rahib pun mulai berdoa demi bertobatnya sang lintah darat.

Broeder Ignatius wafat dalam usia delapan puluh tahun pada tanggal 11 Mei 1781.

Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1951.

Ia mengabdikan dirinya dalam melayani Tuhan dengan cara hidup saleh.

Kesalehan dan sikap hidup yang baik mengantarnya menjadi kudus.

 

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT