orang-orang kudus yang dirayakan pestanya hari ini memiliki keunikan masing-masing dalam panggilan hidup mereka sebagai biarawan. Mereka mengalami berbagai karya perutusan juga sebagai Uskup dengan dinamika karya pastoral Gereja yang waktu itu mengalami kesulitan dan tantangan dari kekaisaran serta dunia luar yang kuat. Keteguhan pada iman dan ketaatan pada Paus membuat mereka kuat dan semangat menyebarkan Injil hingga akhir hidup.
Santo Pelindung Rusia yang terkenal ini hidup pada abad keempatbelas. Pada waktu dibaptis, ia dinamai Bartolomeus. Ia tidak sepandai kedua saudara laki-lakinya, tetapi ia belajar membaca dan menulis dengan tekun. Hal ini amat menyenangkannya sebab ia sungguh ingin dapat membaca Kitab Suci. Kedua orangtuanya adalah bangsawan.
Semasa ia masih kanak-kanak, keluarganya harus melarikan diri dari para musuh. Mereka harus bekerja sebagai petani. Setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, Bartolomeus dan saudaranya - Steven - pergi mengasingkan diri untuk hidup sebagai pertapa. Mereka membangun sebuah gereja kecil dari batang-batang pohon yang mereka tebang. Gereja ini mereka persembahkan kepada Tritunggal Mahakudus. Ketika Steven pergi ke Moskow untuk masuk biara, Bartolomeus hidup sendirian. Ia mengenakan jubah biarawan dan mengambil nama Sergius.
Sergius seorang pemuda yang tinggi besar dan kuat. Ia cukup kuat bertahan menghadapi dingin yang menggigit dan angin kencang yang menerpa rumah hutannya. Ia bahagia berdoa kepada Tuhan dan megnasihi-Nya dengan segenap hati. Ia menyebut api dan petir sebagai teman-temannya; ia bahkan berkawan dengan beruang-beruang. Tak lama kemudian, para pemuda yang lain datang untuk ikut ambil bagian dalam hidup Sergius yang kudus. Para pemuda itu meminta Sergius menjadi abbas mereka. Sergius ditahbiskan sebagai imam dan memimpin biara dengan amat bijak.
Suatu ketika kala sebagian dari para biarawan bersama saudaranya sendiri - Steven - yang telah kembali - berselisih paham dengannya, Sergius pergi demi memelihara perdamaian di biara. Empat tahun kemudian, Sergius diminta kembali. Para biarawan begitu gembira melihatnya hingga mereka mencium tangannya, kakinya dan bahkan jubahnya.
Para penguasa sering datang minta nasehat Sergius. Ia menjadi begitu terkenal hingga ia diminta untuk menjadi Uskup Keuskupan Rusia yang besar. Namun ia terlalu rendah hati untuk menerimanya.
Ketika Pangeran Dmitry Donskoy yang ragu-ragu untuk maju berperang melawan bangsa Mongol datang meminta nasehatnya; St Sergius mengatakan, “Jangan takut, Tuanku. Majulah dalam iman melawan musuh. Tuhan besertamu.” Santo Sergius memberkati sang pangeran dan perwira-perwiranya. Dan Pasukan Rusia pun menang besar dalam Pertempuran Kulikovo tahun 1380 yang mengakhiri dominasi Mongol di Rusia.
Tidaklah mengherankan mengapa orang banyak mengandalkan dan mengasihi St Sergius. Itu karena kepercayaannya kepada Tuhan dan kerinduannya yang besar untuk membantu semua orang. St Sergius wafat pada tahun 1392.
Berasal dari bahasa Latin yang berarti "pelayan"
Sergei, Sergej, Sergey (Bulgarian), Sergi (Catalan), Serge (French), Sergio (Italian), Sergiusz (Polish), Sérgio (Portuguese), Serghei, Sergiu (Romanian), Sergei, Sergej, Sergey (Russian), Sergio (Spanish), Serhiy (Ukrainian)
Santo Vinsensius Maria Strambi lahir pada tanggal 1 Januari 1745 dari pasangan Giuseppe (yoseph) Strambi dan Elenora Strambi. Ia adalah anak bungsu dari empat orang bersaudara, namun tiga orang kakaknya meninggal saat masih kecil. Kedua orangtuanya adalah pasangan suami-isteri Katolik yang taat dan saleh. Ayahnya adalah seorang apoteker yang dermawan dan ibunya dikenal karena kesucian hidupnya.
Sejak kecil Vinsensius sudah tertarik pada cara hidup religius sebagai biarawan. Karena itu kedua orangtuanya lalu menyekolahkan dia di Seminari keuskupan setempat. Di sana ia belajar Filsafat dan Teologi di bawah bimbingan imam-imam Fransiskan dan Dominikan. Namun karena fisiknya yang terlalu lemah, ia ditolak saat melamar ke biara Fransiskan dan biara Vincentian. Vinsesnsius tidak berputus-asa. Semangat nya untuk melayani Tuhan sebagai seorang imam tidaklah padam. Ia berangkat ke kota Roma untuk melanjutkan studi teologinya dan diterima masuk biara Dominikan di Viterbo.
Sebelum ditahbiskan menjadi seorang imam Dominikan, Vinsensius mengikuti retret di sebuah rumah biara Passionis di bawah bimbingan Santo Paulus dari Salib, pendiri Kongregasi Pasionis. Terpengaruh oleh kesalehan Santo Paulus dari Salib, Vinsensius segera memutuskan untuk menjadi anggota dari konggregasi yang baru didirikan itu.
Meskipun keluarganya sangat menentang, Vinsensius tidak goyah. Ia berdoa agar Tuhan dapat melembutkan hati ayahnya agar mau mengizinkan dia menjalani hidup imamatnya sebagai seorang biarawan Passionis. Kesabaran, ketulusan dan ketekunan doanya tidak sia-sia. Tuhan mengabulkan doanya dengan cara memanggil kembali ayahnya menghadap takhta Allah. Ayahnya meninggal dunia dalam damai, dan dengan itu Vinsensius dapat dengan leluasa mengikuti panggilan luhur Allah. Pada bulan September 1768, dan setahun kemudian ia mengucapkan kaulnya yang pertama sebagai biarawan Passionis.
Ternyata sebagai seorang imam, Vinsensius mempunyai bakat istimewa. Dengan mudah ia dapat bergaul dengan umatnya terutama kaum muda. Sifatnya yang sabar, lemah-lembut dan simpatik. Di dalam konggregasinya, ia diserahi beberapa tugas penting, antara lain menulis riwayat hidup Santo Paulus dari Salib, pendiri konggregasi Passionis. Kotbah-kotbah dan tulisan-tulisan rohaninya bergema hingga ke Roma.
Dalam sidang para Kardinal pada tahun 1800, pencalonannya sebagai Uskup disetujui. Oleh karena itu Paus Pius VII (1800-1823) mengangkat dia menjadi Uskup Tolentino dan Macerata. Sebagai Uskup ia dengan giat membereskan administrasi dan organisasi keuskupan sambil menggalakkan pembinaan rohani umatnya. Tetapi kesetiaannya pada Paus menimbulkan pertentangan dengan Kaisar Napoleon I, yang menguasai sebagian besar Italia pada awal abad 19. Oleh karena itu, Vinsensius dikucilkan dari keuskupannya pada tahun 1808. Tahun 1813 ia baru dapat kembali ke keuskupan setelah kejatuhan Napoleon.
Sembilan tahun berikutnya, Paus Leo XII (1823-1829) mengizinkan Vinsensius untuk meletakkan jabatannya sebagai Uskup dan mengundang dia untuk tinggal bersamanya di istana kePausan sebagai penasehat Paus. Vinsensius melayani Paus dalam kedudukan sebagai penasehat sampai hari kematiannya tepat pada ulang tahunnya 1 Januari 1824.
Dari bahasa Latin "vincere" yg berarti "Menaklukan"
Vincent (English), Bikendi (Basque), Vicenç, Vicent (Catalan), Vincenc, Cenek (Czech), Vinzent, Vinzenz (German), Vince, Bence (Hungarian), Uinseann (Irish), Vincenzo, Enzo, Vincente (Italian), Vincentius (Late Roman), Vincentas (Lithuanian), Wincenty (Polish), Vicente (Portuguese), Vikenti (Russian), Vikentije (Serbian), Vincenc, Vinko (Slovene), Vicente (Spanish)
Santo Nikolas dari Flue, Pengaku Iman
Nikolas berasal dari Swiss. Ia lahir di Kanton Obwalden pada tahun 1417 dari sebuah keluarga Katolik yang saleh. Masa kecilnya berlangsung dalam situasi perang berkepanjangan. Ketika berumur 15 tahun, ia sudah mampu memainkan pedangnya seperti seorang prajurit perang. Empat tahun kemudian ketika berusia 19 tahun, ia pun turut dalam pertempuran untuk membela Swiss, tanah airnya. Ibunya heran bahwa anaknya yang saleh itu memiliki jiwa patriotik yang besar. Ia mengharapkan agar Nikolas menjadi seorang imam, bukan seorang prajurit perang. Harapan ini pupus ketika Nikolas menikah dengan Doretea Weiss.
Karena keberaniannya dan kelincahannya dalam berperang, Nikolas dipilih sebagai komandan pasukan tempur. Seusai perang, ia dipilih menjadi anggota Dewan Kotapraja, anggota Pengadilan Kota dan akhirnya menjadi wakil rakyat di Kanton Unterwalden. Kepribadiannya yang menarik dan saleh itu membuat rakyat senang padanya dan memilih dia untuk memangku jabatan-jabatan itu.
Tetapi Tuhan rupanya mempunyai rencana khusus atas diri Nikolas. Pada usianya ke-50 tahun, Nikolas sekonyong-konyong meninggalkan segala-galanya untuk menjalani hidup menyendiri sebagai seorang pertapa. Suatu kekuatan ajaib yang tak kuasa diatasinya menggerakkan dia untuk menjalani cara hidup itu. Mula-mula ia menjadi seorang peziarah. Kemudian ia menetap di sebuah gubuk yang tersembunyi di sebuah jurang di pegunungan Swiss. Di tempat yang sunyi itu, ia menjalani hidup doa dan tapa yang mendalam selama 20 tahun. Maksudnya ialah ingin membina suatu pergaulan yang mendalam dan erat mesra dengan Allah.
Tuhan menganugerahkan kepadanya anugerah-anugerah yang luar biasa. Ia mengalami banyak penglihatan dan ketenangan batin yang penuh kebahagiaan dan penghiburan rohani. Mujizat besar yang dialaminya ialah bahwa selama bertahun-tahun lamanya, ia mampu hidup dalam puasa mutlak tanpa makan suatu apapun kecuali komuni suci. Doa dan renungan-renungan suci adalah pekerjaannya sehari-hari.
Menyaksikan kesucian Bruder Klaus - demikian ia disebut orang banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingan rohani. Kepada orang-orang itu ia menasihatkan agar mereka selalu sabar dan suka akan perdamaian.
Pada tahun 1461 Federasi Swiss terancam perpecahan karena perselisihan antara negeri-negeri itu. Banyak orang berbondong-bondong pergi kepada Bruder Klaus untuk meminta pandangannya tentang masalah itu. Pemerintah pun mengutus beberapa orang kepada Bruder Klaus. Kepada mereka Bruder Klaus berpesan: "Jagalah kesatuan negara dan usahakanlah perdamaian." Nasehat ini berhasil membawa kembali Federasi Swiss ke dalam persatuan dan perdamaian. Nikolas meninggal dunia pada tahun 1487 dan dihormati sebagai Rasul Perdamaian.***