Dua orang kudus yang diperingati hari ini merupakan majikan dan pelayan. St. Felisitas dari Kartago merupakan seorang pelayan yang dengan setia dan melayani St. Perpetua yang merupakan seorang bangsawan, namun keduanya membuat satu tali kasih persaudaraan layaknya saudara terutama dalam hal pembelaan iman akan Kristus dan bahkan rela dihukum mati demi iman mereka.
St.Felisitas adalah pelayan St. Perpetua. Walau hanya seorang pelayan berkulit hitam namun Ia dan Perpetua bersahabat karib. Mereka saling berbagi iman dan cinta akan Yesus. Felisitas juga rela kehilangan nyawanya bagi Yesus dan bagi imannya.
Bergandengan tangan dengan sahabatnya St.Perpetua, Felisitas menghadapi kemartiran mereka dengan gagah berani. Mereka dijadikan mangsa binatang-binatang buas dan kemudian dipenggal kepalanya. Mereka berdua wafat sekitar tahun 202.
Kebahagiaan
Santa Perpetua hidup di Kartago, Afrika Utara (sekarang Negara Tunisia ) pada abad ketiga. Pada masa itu terjadi penganiayaan yang hebat atas orang-orang Kristen oleh Kaisar Septimus Severus. Perpetua yang berusia duapuluh dua tahun adalah puteri seorang bangsawan kaya. Semenjak kecilnya ia selalu mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Tetapi ia sadar bahwa ia mengasihi Yesus dan iman Kristianinya jauh lebih berharga dari apa pun yang dapat ditawarkan oleh dunia. Oleh karena imannya itulah ia menjadi seorang tahanan yang siap menghadapi hukuman mati.
Ayah Perpetua adalah seorang kafir. Ia melakukan segala daya upaya untuk membujuk puterinya agar mengingkari iman Kristianinya. Ia berusaha meyakinkan Perpetua akan betapa pentingnya menyelamatkan nyawanya. Tetapi, Perpetua tetap pada pendiriannya, meskipun ia tahu bahwa ia harus meninggalkan suami serta bayinya.
Santa Perpetua bersama pelayannya St. Felisitas menghadapi kemartiran mereka dengan gagah berani. Mereka dijadikan mangsa binatang-binatang buas dan kemudian dipenggal kepalanya. Mereka berdua wafat sekitar tahun 202.
Berasal dari bahasa Latin : Perpetuus yang berarti : "Berkelanjutan"