Orang Kudus Katolik Tanggal 06 November, Inspirasi Iman

Orang-orang kudus Katolik yang pestanya dirayakan hari ini merupakan pribadi-pribadi yang kehidupannya didedikasikan untuk kemuliaan nama Tuhan dengan melakukan karya-karya pelayanan serta pembelaan iman yang benar akan Kristu Sang Tuhan dan Juru Selamat.

Santo Nuno de Santa Maria Alvares Pereira

Santo Nuno de Santa Maria Álvares Pereira

Nuno Álvares Pereira, Condestável do Reino, Constable of Portugal, Pelindung Portugal, Panglima perang Portugal


Santo Nuno de Santa Maria Alvares Pereira lahir pada 24 Juni 1360, di Flor da Rosa, dekat Crato, Portugal Tengah. Ia adalah anak diluar nikah dari Dom ÁlvaroPereira Gonçalves dan Donna Iria Gonçalves do Carvalhal. Sekitar setahun setelah kelahirannya, statusnya dilegitimasi melalui dekrit kerajaan sehingga ia berhak memakai gelar bangsawan dan menerima pendidikan selayaknya anggota keluarga bangswan tinggi Portugal pada waktu itu. Pada usia enam belas tahun, atas keinginan ayahnya, Nuno menikah dengan seorang janda muda bernama Donna Leonor de Alvim. Dari pernikahan ini lahir seorang puteri yang cantik jelita, Beatrice, yang kelak menikah dengan Dom Afonso, raja muda Bragança, putra dari Raja João I of Portugal.

Karir Militer

Nuno masuk dinas militer pada 1373, ketika dia baru berusia 13 tahun. Saat itu Ia sudah terlibat dalam beberapa pertempuran di perbatasan Portugal untuk menghentikan serangan dari Kerajaan Castile. Dia adalah seorang pemuda yang sabar dan pemberani, dan segera menunjukkan bakatnya sebagai seorang komandan yang hebat.

Ketika Raja Fernando I dari Portugal meninggal dunia tanpa pewaris takhtah pada tanggal 22 Oktober1383, terjadilah perebutan kekuasaan antara Dom João, saudara tiri almarhum Fernando I, dengan Raja John I dari Castile, menantu almarhum Fernando I (suami dari Donna Beatrice, puteri dan anak satu-satunya dari almarhum Fernando I). Nuno yang saat itu berusia 24 tahun bersama para bangsawan Portugal memihak pada Dom João. Raja John I dari Castille kemudian mengirimkan pasukan dalam jumlah besar untuk merebut takhtah Kerajaan Portugal.

Sebagai seorang Kesatria Portugal, Nuno segera menghimpun dan memimpin pasukan demi menghadapi invasi Castille. Kecakapan Nuno sebagai seorang pemimpin militer terbukti saat kemenangan pertamanya atas pasukan Castile dalam Pertempuran di Atoleiros (April 1384). Setelah kemenangannya ini, Dom João menyebut Nuno sebagai “Condestavel do Reino” (Pelindung Kerajaan). Dalam prakteknya Nuno adalah Panglima tertinggi Angkatan Perang Portugal.

Pada tanggal 14 Agustus 1385 di kota Aljubarrota, Nuno memimpin 6500 orang pasukan Portugal untuk bertempur melawan lebih dari 30.000 orang pasukan Castille. Walau kalah jumlah namun Nuno dan pasukannya berhasil menghancurkan pasukan musuh dan menghentikan ancaman invasi terhadap Portugal. Kemenangan luar biasa pada pertempuran yang disebut "The Battle of Aljubarrota" ini mengakhiri konflik antara kedua kerajaan dan membawa pangeran Joao I menduduki takhtah Kerajaan Portugal.

Masuk biara Karmel

Selain sebagai seorang pemimpin militer yang brilian, Nuno juga seorang katolik yang saleh. Ia memiliki cinta yang mendalam pada Sakramen Ekaristi dan Bunda Maria, yang menjadi fondasi utama dari kehidupannya. Seluruh hidupnya benar-benar ia dedikasikan dalam doa kepada Santa Maria. Setiap hari Rabu, Jumat dan Sabtu Ia akan berpuasa untuk menghormati Bunda Maria. Pada panji kebesarannya tertera gambar salib, Bunda Maria, gambar Santo Yakobus dan Santo Georgius.

Ketika ia baru berusia 28 tahun, Nuno telah ditinggal pergi istrinya untuk selama-lamanya. Berkali-kali dia didesak oleh teman-temannya untuk menikah lagi, tetapi ditolaknya. Ia ingin tetap hidup seorang diri. Dan selama 30 tahun lebih, dia banyak berkecimpung dalam pembangunan gereja, kapel dan biara. Atas biayanya sendiri, Nuno membangun banyak gereja dan biara-biara, di antaranya adalah gereja dan biara Karmel di Lisbon dan gereja Bunda Kemenangan di Batalha.

Pada usia 63 tahun, Nuno pensiun dari kemiliteran. Mantan panglima perang ini lalu membagi-bagikan seluruh harta kekayaannya bagi para veteran dan fakir miskin, dan memutuskan untuk masuk biara Karmel yang telah ia dirikan. Ia mengucapkan kaulnya sebagai seorang bruder dan mengambil nama biara : Nuno dari Santa Maria (Nuno de Santa Maria).

Dalam biara, Bruder Nuno ditugaskan sebagai penjaga pintu yang membukakan dan menutup pintu bagi para tamu yang datang ke biara tersebut. Selain itu dia juga bertugas untuk melayani orang-orang miskin dan membagi-bagikan makanan kepada mereka. Dan Ia melaksanakan semua tugasnya tersebut dengan penuh kasih dan kerendahan hati.

Suatu hari, putera raja João I, Dom Duarte, datang berkunjung kebiara. Dom Duarte terenyuh menyaksikan “Condestavel do Reino”, sang Pahlawan perang kebanggaan rakyat Portugal itu membukakan pintu baginya; sebuah pekerjaan yang pada masa itu hanya dilakukan oleh para jongos. Kepada sang pangeran Bruder Nuno berkata, “Di mata Allah tidak ada tugas atau pekerjaan rendahan. Setiap pekerjaan adalah penting dan mulia. Saya kini adalah seorang biarawan yang melayani dan bekerja seperti yang dilakukan oleh biarawan Karmel yang lain.”

Tutup usia dan Kanonisasi

Pada tahun terakhir dalam hidupnya, Raja João I datang mengunjungi Bruder Nuno. Raja memeluknya dan menangis didada sahabatnya itu. Raja menyadari sepenuhnya bahwa biarawan karmel penjaga pintu biara yang miskin dan bersahaja ini adalah Nuno Alvares Pereira, seorang panglima yang telah menyelamatkan kemerdekaan Portugal, dan yang telah menempatkannya di atas takhta kerajaan.

Bruder Nuno de santa Maria tutup usia pada hari Minggu Paskah,1 April 1431. Ribuan rakyat Portugal datang menghantar pahlawan nasional dan pahlawan iman ini ke tempat pemakamannya. Bahkan sejak hari pemakamannya, Bruder Nuno sudah diakui suci oleh seluruh rakyat portugal yang menyebut namanya dengan sebutan "O Santo Condestavel".

Proses kanonisasi Bruder Nuno Alvarez dimulai oleh penguasa Portugis bersama Ordo Karmel. Tetapi mengalami banyak sekali hambatan. Akhirnya pada tanggal 23 Januari 1918, hampir lima abad setelah kematiannya, Bruder Nuno Alvarez dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV. Lalu pada tanggal 26 April 2009 ia di Kanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.(QQ)


Arti nama

Mungkin berasal dari kata Latin : " nonus " yang berarti  "sembilan".



Santo Leonardus dari Porto Maurizio 

Paolo Girolamo Casanova


Paolo Girolamo Casanova dilahirkan pada tanggal 20 Desember 1676 di Porto Maurizio (sekarang Imperia, Italia), putra dari pasangan Domenico Casanova dan Anna Maria Benza. Ayah Paolo adalah seorang kapten kapal yang tinggal di Porto Maurizio di pesisir barat laut Italia. 

Pada usia 13 tahun, Paolo pindah ke Roma. Di kota ini ia tinggal bersama pamannya Agostino, dan belajar ilmu kedokteran di Jesuit Roman College. Ia adalah seorang siswa yang cerdas dan sangat berbakat untuk menjadi dokter.  Namun pada tahun 1697, ia memutuskan untuk meninggalkan studi kedokteran dan menjadi seorang biarawan Fransiskan. Hal ini membuat pamannya gusar dan tidak lagi mau mengakuinya.

Pada tanggal 2 Oktober 1697, Paolo menerima jubah dan mengambil nama biara Leonardus, seturut nama seorang saudara yang selalu baik hati kepadanya. Ia menghabiskan masa novisiat di biara Ponticelli, di pegunungan Sabine, Naples, lalu melanjutkan studi Teologi di Pontifical University of Saint Bonaventure di Palatine, Roma. Studinya selesai pada tahun 1703 dan ia pun ditahbiskan menjadi imam.  Setelah itu ia tetap tetap tinggal di Roma dan berkarya sebagai seorang pendidik.

Leonardus sangat berharap dapat menjadi seorang missionaris dalam karya misi ke Cina. Namun beberapa saat setelah tahbisannya, ia sakit keras dan harus dirawat di biara Fransiskan di kampung halamannya Porto Maurizio. Setelah dirawat selama empat tahun, kesehatannya pulih kembali. Ia lalu melupakan keinginannya untuk menjadi missionaris dan mulai berkhotbah di Porto Maurizio dan sekitarnya.

Ketika Grand Duke Tuscany, Cosimo III de' Medici, menyerahkan Biara del Monte (di San Miniato dekat Florence, disebut juga Monte alle Croci) kepada para anggota Riformella, Cosimo III secara pribadi meminta Leonardus untuk datang kesana dan berkarya bagi masyarakat Tuscany. Leonardus menerima permintaan sang Granduca  dan datang ke Tuscany bersama para saudara Fransiskan-nya. Mereka berkarya dengan gemilang sambil tetap menjalani disiplin hidup membiara yang ketat, bermatiraga dan menjalani penitensi. Pada tahun 1710, Leonardus mendirikan biara di Icontro yang terletak dipuncak pegunungan sekitar empat seperempat mil dari kota Florence. Biara ini  menjadi tempat peristirahatan dimana para Fransiskan dari waktu ke waktu dapat menarik diri sejenak dari kerja keras mereka, demi memperoleh penyegaran rohani.

Sebagai seorang orator ulung, Leonardus kerap diundang untuk berkhotbah di berbagai daerah. Ia melewatkan lebih dari empatpuluh tahun berkhotbah dalam retret, dalam misa Masa Prapaskah dan berkhotbah di paroki-paroki dalam wilayah misinya di seluruh penjuru Italia. Kunjungan-kunjungannya ke suatu daerah biasanya berlangsung selama 15 hingga 18 hari, namun ia kerap tinggal seminggu lebih lama untuk mendengarkan pengakuan dosa. Santo Alphonsus Liguori menyebut Leonardus sebagai seorang "misionaris besar dari abad ke-18".

Pada tahun 1720, ia mulai melintasi perbatasan Tuscany dan berkarya di Italia Tengah dan Selatan. Khotbah-khotbahnya selalu memukau dan membuat umat berbondong-bondong mengantri di bilik pengakuan demi menerima sakramen tobat. Ia kerap kali harus tinggal selama beberapa hari, baik di kota-kota maupun desa-desa, dan memimpin misa di tempat terbuka karena gedung gereja tak dapat menampung ribuan orang yang datang untuk mendengarkan khotbahnya.

Paus Klemens XII dan juga Paus Benedictus XIV, kerap memanggilnya ke Roma untuk meminta bantuan. Paus Benedictus XIV sangat menghormati Leonardus dan membuatnya berjanji bahwa ia akan berada di Roma pada akhir hidupnya. Paus Benedictus XIV sering menugaskannya dalam beberapa misi diplomatik. Di Genoa, Corsica, di Lucca dan di Spoleto, masyarakat yang menantikan kedatangan Leonardus sebagai seorang utusan Paus dari Roma, berharap akan berjumpa dengan seorang kardinal yang mulia dengan jubah bertahtahkan intan permata. Namun sebaliknya, utusan paus yang mereka temui adalah seorang biarawan yang rendah hati, yang tak berkasut, berjubah kumal dan belepotan lumpur, yang kehadirannya segera mematahkan keangkuhan dan kesombongan mereka.

Santo Leonardus giat menyebarluaskan devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus dan adorasi abadi Sakramen Mahakudus. Ia termasuk di antara sedikit orang yang bersikukuh bahwa konsep Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa dijadikan dogma iman. Ia juga mendirikan banyak societas (serikat) dan Confraternitas (persaudaraan) bagi umat awam.

Sejak tahun 1343 para Fransiskan telah ditunjuk menjadi pemelihara Situs-situs Suci di Tanah Suci Yerusalem, termasuk situs "Via Dolorosa". Meski banyak orang kudus berdevosi pada Jalan Salib, sedikit yang dapat melampaui santo Leonardus dalam kerja keras menyebarluaskan devosinya. Sebagai seorang imam Fransiskan, ia berkhotbah mengenai Jalan Salib dalam karya-karya misi selama empatpuluh tiga tahun dan mendirikan perhentian-perhentian di 571 lokasi di segenap penjuru Italia, termasuk di Colosseum di Roma. 

Sejak bulan Mei hingga November 1744, Paus Benedictus XIV mengutusnya untuk berkhotbah dan menjadi juru damai di Corsica yang pada waktu itu berada dalam wilayah Republik Genoa dan tengah dikoyak perang saudara.

Pada bulan November 1751, Leonardus yang saat itu telah berusia 75 tahun tengah berkhotbah di Bologna. Datanglah berita bahwa Paus Benedictus XIV memanggilnya segera ke Roma. Paus memperoleh pertanda bahwa biarawan Fransiskan yang dihormatinya itu akan segera tutup usia.  Leonardus tiba di Roma dalam keadaan letih pada sore hari tanggal 26 November 1751. Ia beristirahat di Biara Santo Bonaventura di Palatine yang dicintainya, namun ia menghembuskan napas terakhirnya pada malam itu juga.

Santo Leonardus dari Porto Maurizio di beatifikasi oleh Paus Pius VI pada tanggal 19 Juni 1796, dan di kanonisasi oleh Paus Pius IX pada tanggal 29 Juni 1867. Pestanya dirayakan gereja pada tanggal 27 November. Biara Fransiskan juga merayakan pestanya sesuai hari kematiannya pada setiap tanggal 26 November.


Arti nama

Leonardus adalah bentuk Latin dari nama Leonard; yang berarti : Berani seperti singa (Germanic).

Diturunkan dari kata Jermanik  Levon  =  "Singa" dan hard "Berani,  Keras"



Santo Leonardus dari Noblac

Leonard de Noblat, Leonard de Noblet, Leonardus of Limoges, Leonardus of Limousin


Santo Leonardus dari Noblac adalah seorang kudus yang sangat populer di Eropa Barat pada Abad Pertengahan. Ia lahir di Corroy, dekat Orleans, Prancis di awal abad ke-enam. Saat itu, Prancis diperintah oleh Raja Clovis I yang telah dibabtis menjadi seorang Kristen oleh Santo Remigius, Uskup kota Rheims.

Pembabtisan Raja Clovis ini terjadi pada malam Natal tahun 496. Bersama sang raja, dibabtis  pula para bangsawan Franks; termasuk juga kedua orang tua santo Leonardus, serta para jendral dan para prajurit.  Ketika Santo Leonardus dibabtis,  Raja Clovis lah  yang menjadi bapa baptisnya.

Setelah dewasa, Leonardus masuk dinas militer. Namun karena ia merasakan panggilan Tuhan untuk menjalani hidup yang lebih religius maka ia mengundurkan diri dari dinas militer. Ia lalu menjadi murid Santo Remigius, dan di bawah bimbingan Remigius, ia mulai belajar berdoa, dan berkarya bagi Tuhan. Perkembangan hidup rohaninya sangat mengagumkan sehingga ia ditawari jabatan di keuskupan namun ia menolak tawaran itu.

Keinginannya untuk dekat dengan Tuhan tumbuh begitu kuat sampai ia memutuskan untuk meninggalkan dunia ramai dan menjadi seorang pertapa.  Santo Leonardus lalu hidup menyendiri di hutan Limousin. Disana ia membangun sebuah gubuk pertapaan kecil, lalu menjalani pola hidup asketis yang keras. Ia hanya makan buah-buahan liar yang ada didalam hutan dan minum hanya dari mata air yang ada disitu. Ia tidak pernah lagi meninggalkan pertapaannya kecuali untuk pergi ke Gereja. Dalam doa dan tapa yang keras itu, ia mencapai tingkat kehidupan rohani yang tinggi.  Ia dikaruniai Tuhan kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit dengan doa-doanya. Segera saja banyak orang datang memohon berkat dan kesembuhan dari Santo Leonardus, sang Pertapa Suci di Hutan Limousin.

Banyak orang sakit yang disembuhkannya. Konon ia juga menyembuhkan ibu babtisnya; permaisuri Raja Clovis dari sakit parah yang dideritanya. Sebagai ucapan syukur raja menghadiahi Leonardus sebidang tanah untuk mendirikan biaranya. Biara ini kemudian terkenal sebagai pusat pewartaan Injil untuk daerah-daerah di sekitarnya.

Santo Leonardus meninggal dalam damai di pertapaannya pada tahun 559. Setelah kematiannya, banyak gereja yang didedikasikan kepadanya di Perancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Italia, Swiss, Jerman, Bohemia, Polandia dan lain-lain.  Para peziarah berbondong-bondong berziarah ke makamnya, dan tercatat lebih dari 4.000  orang telah dikabulkan permohonannya oleh perantaraan Santo Leonardus.***

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT