Orang-orang kudus yang diperingati Gereja Katolik hari ini adalah mereka yang memiliki keunikan dalam membina dan membela kebenaran iman kepada Yesus. Mereka adalah umat awam Katolik yang memelihara bahkan seperti Santa Nonna berhasil membawa keluarganya menjadi orang-orang kudus termasuk suaminya yang berhasil di pertobatkan dan kemudian menjadi orang kudus populer di Gereja Katolik.
Kerinduan terbesar Beato Frederikusus Janssoone adalah untuk membantu orang lain menjadi lebih dekat pada Tuhan. Pelayanannya sebagai seorang Fransiskan membantu dia untuk melakukan itu, dan membawanya ke banyak tempat, dari Eropa, ke Tanah Suci dan kemudian ke Amerika Utara, tempat dimana ia tutup usia.
Frederikus Janssoone dilahirkan di Ghyvelde, Nord, Perancis pada tahun 1838. Ada banyak perubahan menarik dalam hidupnya, yang bukanlah cara hidup biasa di abad kesembilan belas. Frederikus dilahirkan dalam sebuah keluarga petani yang kaya, sebagai yang bungsu dari tigabelas saudara. Ia baru berusia sembilan tahun ketika ayahnya meninggal dunia, sebab itu ia harus meninggalkan bangku sekolah untuk membantu ibunya. Segera saja ia menyadari bahwa ia mempunyai “keahlian” dalam berjualan. Ia suka bertemu dengan kenalan-kenalan baru dan ia tahu bagaimana menjelaskan produknya.
Ibu Frederikus meninggal dunia pada tahun 1861. Itulah saat ketika pemuda berusia duapuluh tiga tahun ini sampai pada ketetapan hatinya dalam mencari panggilan hidupnya. Ia sadar bahwa ia merasakan suatu kerinduan yang kuat untuk menggabungkan diri dalam Ordo Fransiskan. Setelah masa belajarnya di seminari usai, Frederikus ditahbiskan sebagai seorang imam Fransiskan.
Ia menjadi pastor pendamping bagi pasukan militer untuk beberapa waktu lamanya. Kemudian pada tahun 1876, ia diutus ke Tanah Suci Yerusalem. Pater Frederikus mewartakan Injil di tempat-tempat yang dikuduskan oleh Yesus Sendiri. Ia mempergunakan bakat dan talentanya untuk membantu berbagai kelompok Kristiani agar saling bekerjasama dalam merawat dua gereja kudus. Ia mendirikan sebuah gereja di Betlehem. Frederikus juga dikenang karena menghidupkan kembali kebiasaan kuno melakukan ziarah Jalan Salib menyusuri jalanan Yerusalem (Via Dolorosa).
Pelayanan Pater Frederikus di Kanada dimulai ketika ia ditugaskan ke sana pada tahun 1881. Ia diutus dalam suatu perjalanan untuk mengumpulkan dana. Bakatnya yang bermacam-macam amat berguna dalam pelayanannya. Semangat sukacita dalam memberikan dirinya segera menjadikannya dicintai orang banyak. Khotbah dan ceramahnya penuh dengan fakta-fakta menarik mengenai Tanah Suci. Ia melihat ke dalam wajah dan hati umat dan berdoa agar mereka bertumbuh dalam kekayaan rahmat Tuhan. Pada tahun 1888, ia kembali ke Kanada untuk menetap dan menghabiskan sisa hidupnya di sana.
Pater Frederikus Janssoone adalah seorang pribadi yang menarik dan seorang penulis yang piawai. Ia menulis beberapa artikel dan riwayat hidup para kudus. Tulisan-tulisan itu mengingatkan orang akan antusiasme yang memenuhi jiwanya sendiri. Karya-karyanya merefleksikan sukacita Yesus yang dengan sangat sukahati ia bagikan kepada yang lain. Pater Frederikus wafat pada tanggal 4 Agustus 1916. Ia dimaklumkan sebagai “beato” pada tahun 1988 oleh Paus Yohanes Paulus II.***
Frederick berarti : " Penjaga Perdamaian " (old German)
Frederikus (Latin), Fredrick (English), Friduric (Ancient Germanic), Bedřich (Czech), Frederik (Danish), Frederik, Fred, Freek, Frits, Rik (Dutch), Fredrik (Finnish), Frédéric, Fred (French), Friedrich, Fred, Fritz (German), Frigyes (Hungarian), Friðrik (Icelandic), Federico, Federigo, Fredo (Italian), Fricis, Frīdrihs (Latvian), Fredrik (Norwegian), Fryderyk (Polish), Frederico, Fred (Portuguese), Friderik (Slovene), Federico (Spanish), Fredrik (Swedish)
Santa Nonna terkenal sebagai seorang ibu yang beriman dan penuh semangat pengabdian kepada anak-anaknya dan kepada Tuhan. Ia mendidik anak-anak-nya untuk selalu takut akan Tuhan dan menjadi orang yang berguna bagi Kristus dan gerejanya.
Kesalehan dan kesucian hidup santa Nonna, menghantar tiga orang anaknya menjadi orang kudus. Mereka adalah Santo Gregorius dari Nazianz Muda, Santo Caesarius dari Nazianz dan Santa Gorgonia. Nonna juga berhasil mengkristenkan suaminya, Santo Gregorius dari Nazianz Tua; yang sebelum dibaptis, adalah pemimpin sebuah sekte sesat dari agama Yahudi yang disebut Hypsistarian.
Ibu tiga orang kudus ini menurut tradisi wafat pada tanggal 5 Agustus 374 di Cappadocia- Asia Kecil (Sekarang wilayah Turki).***
"Nonna" adalah bentuk Feminim dari Nama Latin "Nonus" yang berarti : "Kesembilan"
Pesta Tabhisan Basilika Santa Perawan Maria di Roma
Pada abad ke-4 sewaktu Paus Liberius (352-366) memegang pucuk pimpinan Gereja Kristus, ia merobah dan menjadikan sebuah rumah di bukit Eskuilina menjadi tempat ibadat bagi umat. Gereja ini kemudian dinamakan Basilika Liberiana. Pada abad berikutnya gereja ini diperluas oleh Paus Sixtus III (432-440) dan disebut Basilika Santa Maria Maggiore.
Menurut cerita tindakan Paus Liberius ini didasarkan pada suatu peristiwa penampakan Bunda Maria di halaman rumah itu. Bulan Agustus adalah bulan terpanas di Roma. Pada suatu ketika, dalam bulan itu, halaman rumah itu berselimutkan salju. Tiba-tiba Bunda Maria menampakkan dirinya kepada dua orang saleh yang menghuni rumah itu dan meminta supaya di atas tanah yang bersalju itu dibangun sebuah gereja. Oleh karena itu, gereja itu kemudian lazim juga disebut Basilika Bunda Maria di Salju.***
Santa Ia, Martir
Ia seringkali didera karena usahanya menobatkan banyak orang kafir ketika meringkuk di dalam penjara. Semua penderitaannya itu tak pernah mampu memadamkan semangatnya untuk mewartakan Kristus. Oleh karena itu akhirnya ia dihukum mati pada masa pemerintahan Schapur II, Raja Persia.***