Orang Kudus Katolik Tanggal 03 Desember, Inspirasi Iman

Santo Fransikus Xaverius dan Santo Cassianus adalah dua orang kudus yang mempunya semangat Iman Kristen yang tinggi. Sant Fransiskus menjadi seorang biarawan dengan meninggalkan segala kemewahan dalam keluarga bangsawan sementara itu, Santo Cassianus karena imannya, ia rela dibunuh sebagai dan kemudian dianugerahi mahkota sebagai Martir Kristus.

Santo Fransiskus Xaverius

Santo Fransiskus Xaverius

Francisco de Jaso y Azpilicueta, Saint of The Seven Seas, Apostle of the Far East


Santo Fransiskus Xaverius adalah salah seorang pendiri Serikat Jesus dan seorang pionir misionaris Kristen di Belahan dunia bagian timur. Misionaris Besar ini adalah seorang yang telah mengkristenkan lebih banyak orang dibanding siapapun semenjak jaman Rasul Petrus dan Rasul Paulus. 

Ia terlahir sebagai putera bangsawan Basque di Navarro dengan nama Francisco de Jaso y Azpilcueta di Kastil Xavier (Bahasa Spanyol modern : Javier, Basque : Xabier, Katalan : Xavier) pada tanggal 7 april 1506.   Pada usia 19 tahun, pemuda bangsawan yang cerdas ini masuk Universitas Paris, di mana dia lulus dengan licence ès arts pada tahun 1530. Dia kemudian melanjutkan studi dalam bidang teologi di kota itu, dan berkenalan dengan st. Petrus Faber dan  st. Ignatius de Loyola yang pada waktu itu sedang berusaha membentuk sebuah Serikat Religius. Melihat kecerdasan dan semangat Fransiskus; Ignatius berusaha mengajaknya untuk bergabung dengan Serikat Jesus yang hendak didirikannya.

Pada mulanya Fransiskus menolak.  Pemuda yang suka bersenang-senang ini tidak pernah memikirkan tawaran tersebut. Kemudian, St. Ignatius mengulangi kata-kata Yesus dalam Kitab Suci kepadanya: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya..?” Akhirnya, Fransiskus memahami dengan jelas bahwa panggilan hidupnya bukanlah untuk dunia ini melainkan untuk membaktikan dirinya kepada Tuhan. Bersama dengan Ignatius, Pierre Favre (Petrus Faber) dan empat orang lainnya, Fransiskus Xaverius mengikat janji di Montmartre dan mendirikan Serikat Jesus pada 15 Agustus 1534, dengan mengucapkan kaul kemiskinan dan kesucian.

Ketika Fransiskus berusia tigapuluh empat tahun, St.Ignatius mengutusnya sebagai misionaris ke Hindia Belanda. Raja Dom João III dari Portugal hendak memberinya hadiah-hadiah dan juga seorang pelayan untuk menyertainya. Tetapi, Fransiskus dengan halus menolak pemberian raja dengan mengatakan: “Cara terbaik bagi seseorang untuk mendapatkan martabat sejati adalah dengan mencuci baju serta memasak makanannya sendiri.”

Ia berkarya dengan begitu gemilang disemua wilayah perutusannya. Mulai dari Goa, India, Srilanka, Indonesia, Jepang serta pulau-pulau lain di timur. Fransiskus mempertobatkan dan membabtis begitu banyak orang hingga ia menjadi terlalu lemah, bahkan untuk mengangkat tangannya sendiri. Jejak kerasulannya dapat ditelusuri mulai dari pesisir Timur India Selatan, sampai ke Utara di tanjung Comorin. Ia berkarya di Srilanka lalu melanjutkan perjalanan misinya ke Hindia Portugis (indonesia).  Pada tanggal 1 Januari 1546 Fransiskus Xaverius tiba di Ambon dan tinggal di pulau itu hingga pertengahan bulan Juni.  Dalam masa yang singkat itu ia berhasil membabtis ribuan orang Ambon menjadi Kristen. Setelah itu ia mengunjungi pulau-pulau lainnya di Maluku, termasuk Ternate dan Moro. Misi di Ambon ini menjadi salah satu awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia.

Fransiskus mencapai Jepang pada tanggal 27 Juli 1549, dan mulai berkarya di Kagoshima, pelabuhan utama provinsi Satsuma di Pulau Kyūshū dan di Yamaguchi.  Karyanya di Jepang dapat dianggap membuahkan hasil dengan dibentuknya jemaat-jemaat Kristiani di Hirado, Yamaguchi dan Bungo. Xaverius tinggal lebih dari dua tahun di Jepang dan menyaksikan lahirnya Yesuit-Yesuit penerusnya. Lalu Ia memutuskan untuk kembali ke Goa India.


Sepanjang perjalanan dan kerja kerasnya yang melelahkan, St. Fransiskus senantiasa dipenuhi oleh sukacita yang datang dari Tuhan. Ia mendambakan untuk dapat pergi ke Cina, ke daerah di mana tak seorang asing pun diijinkan masuk.  Setelah persiapan-persiapan dilakukan,  Fransiskus berangkat menuju cina. Di awal September 1552, Ia tiba di pulau Shangchuan di Tiongkok,  200 km ke arah Barat Daya dari tempat yang saat ini bernama Hong Kong.  Namun sebelum sempat berkarya didaratan besar Cina, Missionaris Besar ini jatuh sakit pada tanggal 21 November 1552. Ia meninggal dunia di pulau itu pada tanggal 2 Desember 1552, pada umur 46 tahun.

Awalnya ia dimakamkan di sebuah pantai di Shangchuan. Jenazahnya yang masih utuh dipindahkan dari pulau itu pada bulan Februari 1553 dan disemayamkan sementara waktu di gedung gereja Santo Paulus di Malaka pada tanggal 22 Maret 1553. Sebuah makam yang terbuka dalam gereja itu saat ini menandai tempat jenazah Xaverius pernah disemayamkan. 

Pada tanggal 11 Desember 1553, jenazah Xaverius kembali dibawa berlayar, diangkut dengan sebuah sampan berhias. Peti jenazah ditempatkan dalam sebuah kabin dikelilingi tirai sutera di tengah-tengah lilin-lilin bernyala dan wewangian yang dibakar, diiringi lambaian perpisahan dari seisi bandar Malaka. Ketika melewati selat antara Pulau Penang dan pantai, sampan itu sempat kandas pada gugus pasir namun tiba-tiba bertiup angin kencang yang mendorongnya kembali ke perairan dalam. Setelah singgah sebentar di Srilanka, kemudian Cochin, akhirnya jenazah Xaverius tiba di Goa pada tanggal 15 Maret 1554.

Keesokan harinya seluruh masyarakat mengiringi pengantaran jenazah orang kudus itu ke katedral. Peti jenazah dibuka dan setelah 16 bulan isinya masih saja segar. Selama tiga hari dan tiga malam berikutnya masyarakat diijinkan memberikan penghormatan terakhir. Ribuan pria dan wanita menciumi kaki jenazah Xaverius dan banyak mujizat dilaporkan terjadi. Jenazah yang tidak membusuk itu kini disemayamkan di Basilika Bom Jésus di Goa, dalam sebuah peti perak pada tanggal 2 Desember 1637. Peti perak itu diturunkan untuk dilihat oleh umum hanya dalam penyelenggaraan pameran umum yang berlangsung selama 6 minggu, tiap 10 tahun sekali, terakhir kali diselenggarakan pada tahun 2004. 

Lengan depan (siku hingga pergelangan) sebelah kanan, yang digunakan Xaverius untuk memberkati dan membaptis orang, dipisahkan oleh Prefektur Jenderal Serikat Jesus Claudio Acquaviva pada tahun 1614 dan kini dipamerkan dalam sebuah relikuarium (Tempat penyimpanan Relikwi) perak dalam gereja II Gesu, gereja utama Para Jesuit  di Roma.

Fransiskus Xaverius dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622. Ia dikanonisasi bersama para kudus yang lainnya yaitu : Ignatius de Loyola, Theresia dari Avila, Filipus Neri dan Isidorus si Petani.


Arti nama

Fransiskus berasal dari nama Latin Franciscus yang berarti "Orang Perancis".

Nama ini diturunkan dari kata  "Francus"  (yang berarti : "Seorang Franc", atau "Seorang bebas"). Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno "Franc" yang berarti "Bebas".




Santo Cassianus

Cassianus dari Tangier


Cassianus adalah seorang Martir kristen dari kota Tangier - Maroko yang hidup pada abad ke-3. Ia bekerja sebagai seorang juru tulis steno pada kantor pengadilan kota. Suatu hari ia ditugaskan pada sidang santo Marcellus, seorang perwira Romawi yang diancam hukuman mati karena menolak untuk memberikan persembahan bagi dewa-dewi Romawi.

Saat sidang berlangsung, Cassianus menyaksikan keteguhan iman Santo Marcellus yang dengan gagah berani memaklumkan dirinya sebagai seorang Kristen. Hal ini membuat Cassianus merasa malu pada dirinya sendiri. Ia juga adalah seorang Kristen, namun selama ini ia menyembunyikan imannya tersebut karena takut. 

Saat Santo Marcellus dijatuhi hukuman mati,  Cassianus membuang semua alat tulisnya, lalu dengan lantang ia menyatakan dirinya juga adalah seorang Kristen. 

Santo marcellus dan Santo Cassianus kemudian dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal.

 

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT