Hari ini Gereja Katolik memperingati orang0orang kudus yang mempunyai keyakinan Iman dan semangat pewartaan Injil yang hebat. Mereka bahkan rela mati sebagai martir karena keteguhan dan pembelaan iman kepada Yesus Kristus. Cara hidup merekapun dikisahkan sangat dengan cara hidup St. Agustinus.
Eusebius dilahirkan di pulau Sardinia, Italia, sekitar tahun 283. Kedua orangtuanya adalah orang-orang Kristen yang saleh dan menurut tradisi, ayahnya wafat sebagai martir. Eusebius senantiasa aktif dalam komunitas Kristiani. Ia terpanggil untuk melayani umat di Roma dan kemudian pergi ke Italia utara, ke Vercelli. Eusebius dipilih sebagai uskup pertama Vercelli.
Uskup Eusebius dan sebagian imamnya menjalani hidup biasa seturut gaya hidup para biarawan dalam biara. Para imamnya mendapatkan persiapan matang untuk bertumbuh dalam kehidupan rohani. Mereka juga berlajar bagaimana menghadapi orang-orang yang datang kepada mereka untuk mohon bimbingan. Para imam dalam bimbingan St. Eusebius menjadi pelayan-pelayan Kristus yang tekun dan riang gembira. Banyak dari antara mereka yang di kemudian hari ditahbiskan sebagai uskup.
Pada masa itu, bidaah Arian tersebar luas. Banyak orang menjadi bingung dan menganggap bidaah tersebut sebagai benar. Kaisar Konstantius juga seorang penganut bidaah Arian, ia menghendaki agar semua orang berpihak kepadanya. Para uskup yang tidak mau tunduk padanya dibuang dari keuskupan mereka. St. Agustinus dibuang pada tahun 355. Eusebius hadir dalam Sidang Milan yang mengutuk St.Atanasius. Tetapi, Eusebius tidak mau memberikan suaranya untuk menentang Atanasius, jadi ia disingkirkan juga. Eusebius dibuang ke Palestina.
Pada mulanya, seorang yang baik hati memberinya tumpangan sebagai tamu terhormat di rumahnya. Tetapi, orang yang baik ini meninggal dunia dan para penganut bidaah Arian menculik sang uskup. Mereka menganiaya, menyeretnya di jalan-jalan, lalu mengurungnya dalam sebuah kamar sempit empat hari lamanya. Ketika para utusan dari keuskupan Vercelli menuntut agar uskup dibebaskan serta dikembalikan ke tempat asalnya, tuntutan dipenuhi. Tetapi, sebentar kemudian, bapa uskup disiksa dan dianiaya kembali. Ketika Konstantius wafat pada tahun 361, kaisar berikutnya mengijinkan para uskup yang diasingkan untuk kembali ke keuskupan mereka.
St. Eusebius adalah seorang pembela kebenaran yang gagah berani, juga para uskup lainnya yang mengagumkan pada masa itu, seperti St. Atanasius dan St. Meletius. St. Eusebius diyakini sebagai salah seorang yang memberikan sumbangan dalam persiapan “Kredo Atanasius.” Kredo ini merupakan salah satu kredo yang sangat berharga di mana dinyatakan segala apa yang kita yakini sebagai orang Katolik. Uskup Eusebius menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di Vercelli, di tengah umat keuskupannya. Ia wafat pada tanggal 1 Agustus 371.
Eusebio (Italian), Eusébio (Portuguese), Eusebio (Spanish)
Pada tahun 1811 Petrus Yulianus Eymard dilahirkan di sebuah kota kecil yang termasuk dalam wilayah keuskupan Grenoble, Perancis. Bersama ayahnya, Petrus bekerja membuat serta memperbaiki pisau hingga usianya delapanbelas tahun. Waktu luangnya dipergunakannya untuk belajar. Ia belajar sendiri bahasa Latin dan menerima bimbingan rohani dari seorang imam yang baik hati.
Petrus ingin sekali menjadi seorang imam. Ketika usianya duapuluh tahun, Petrus memulai pelajarannya di Seminari Grenoble. Petrus Yulianus akhirnya ditahbiskan menjadi seorang imam pada tahun 1834 dan selama lima tahun berikutnya ia melayani di dua paroki. Umat menyadari betapa Pastor Eymard telah menjadi berkat bagi mereka semua.
Ketika P. Eymard meminta ijin kepada Bapa Uskup untuk menggabungkan diri dengan suatu ordo baru, yaitu Ordo Marists, Bapa Uskup memberikan persetujuannya. P. Eymard kemudian menjadi direktur rohani bagi para seminaris Marists. Pada tahun 1845, ia diangkat menjadi Superior (= pembesar biara) Lyon, Perancis. Tetapi meskipun P. Eymard melaksanakan begitu banyak tugas yang dibebankan kepadanya dengan giat sepanjang hidupnya, P. Eymard akan selalu dikenang secara istimewa untuk sesuatu yang lain.
P. Eymard mempunyai cinta yang menyala-nyala kepada Ekaristi Kudus. Ia amat terpesona dengan kehadiran Yesus dalam Ekaristi. Ia suka sekali meluangkan waktu setiap hari untuk melakukan adorasi (= sembah sujud) kepada Sakramen Mahakudus. Pada Pesta Corpus Christi, yaitu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, P. Eymard dianugerahi suatu pengalaman rohani yang amat dahsyat. Sementara ia membawa Hosti Kudus dalam prosesi, ia merasakan kehadiran Yesus, bagaikan suatu kehangatan dari sumber api. Hosti itu serasa menyelebunginya dengan kasih dan cahaya. Dalam hatinya, P. Eymard berdoa kepada Tuhan tentang kebutuhan-kebutuhan rohani dan jasmani umatnya. Ia memohon agar kerahiman dan belas kasih Yesus menyentuh hati setiap orang seperti ia sendiri disentuh melalui Ekaristi.
Pada tahun 1856, P. Eymard mengikuti inspirasi yang telah didoakannya selama bertahun-tahun. Dengan persetujuan dari para pembesarnya, P. Eymard membentuk ordo religius yang beranggotakan para imam yang ber-adorasi kepada Ekaristi Kudus. Mereka dikenal sebagai Para Imam dari Sakramen Mahakudus / Congregation of the Blessed Sacrament (S.S.S.). Dua tahun setelah ordo para imam dibentuk, P. Eymard membentuk ordo untuk para biarawati, Abdi Allah dari Sakramen Mahakudus (Servants of the Blessed Sacrament; SJS ). Sama seperti para imam, para biarawati juga mempunyai cinta yang istimewa kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus. Para imam dan biarawati dari Sakramen Mahakudus membaktikan hidup mereka dalam adorasi kepada Yesus. P. Eymard juga membentuk kelompok-kelompok dalam gerejanya guna membantu umatnya mempersiapkan diri untuk menyambut Komuni Kudusnya yang Pertama. Ia menulis beberapa buku mengenai Ekaristi yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa. Buku-buku itu masih beredar hingga sekarang.
P. Eymard hidup pada masa yang sama dengan seorang kudus lainnya yang akan pestanya diperingati pada tanggal 4 Agustus, yaitu St. Yohanes Vianney. Mereka berdua bersahabat dan masing-masing saling mengagumi yang lainnya. Pastor Vianney mengatakan bahwa Pastor Eymard adalah seorang kudus dan ia menambahkan, “Adorasi oleh para imam! Betapa baiknya! Aku akan berdoa setiap hari bagi karya Pastor Eymard.”
St.Petrus Yulianus Eymard melewatkan empat tahun terakhir hidupnya dalam penderitaan hebat. Di samping penderitaan jasmani, ia juga harus menderita karena berbagai masalah dan kecaman. Namun P. Eymard tetap setia dalam adorasinya kepada Sakramen Mahakudus. Kesaksian hidupnya serta pengorbanannya mendorong banyak orang lainnya untuk menjawab panggilan hidup mereka dengan bergabung dalam ordo-ordo religius. P. Eymard wafat pada tanggal 1 Agustus 1868 dalam usia limapuluh tujuh tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes XXIII pada tanggal 9 Desember 1962.
Peter Julian (English), Pierre Julien (French), Piotr Julian (Polish), Petr Julien (Czech)
Santo Paus Stefanus I adalah paus kita yang ke-23. Sebelum terpilih menjadi paus, ia diketahui sebagai salah seorang diakon di kota Roma yang bekerja membantu pelayanan paus Lusius I. Masa pontifikatnya berlangsung sejak tanggal 12 Mei 254 sampai 2 Agustus 257.
Masa kepemimpinannya diwarnai dengan masalah gerejawi yang pelik di Iberia (Spanyol) dan Prancis. Ketika Kaisar Decius melancarkan penganiayaan terhadap orang Kristen di Iberia, dua orang Uskup di wilayah tersebut, yaitu Martial dan Basilides, murtad dan meninggalkan Gereja. Setelah masa penganiyaan berlalu, umat bersama para uskup Iberia lainnya bersepakat untuk menolak Martial dan Basilides yang ingin kembali memangku jabatan menjadi uskup. Keputusan umat dan para uskup Iberia ini telah didukung oleh paus sebelumnya yaitu Paus Santo Lusius I.
Pada masa paus Stefanus I, Basilides dengan kelicikan dan tipu-daya berhasil memenangkan dukungan banyak orang untuk kembali memangku jabatannya sebagai uskup. Uskup-uskup Iberia memprotes dan meminta bantuan Uskup Kartago, Santo Siprianus, untuk mencegah hal itu. Uskup Siprianus (yang adalah seorang tokoh gereja yang sangat dihormati pada masa itu) segera mengadakan rapat bersama para Uskup di Afrika Utara. Mereka memutuskan untuk mempertahankan keputusan Paus terdahulu yaitu bahwa meskipun Martial dan Basilides sudah bertobat, namun mereka tidak boleh lagi menjabat sebagai uskup. Hal ini kemudian didukung oleh Paus Stefanus I, meskipun ditolak oleh Basilides.
Di Perancis, Uskup-uskup Prancis juga memohon kepada Paus Stefanus agar memberhentikan Uskup Arles, Marsianus, yang berpegang pada ajaran Novatianisme yang sudah dinyatakan sesat pada masa Paus Kornelius.
Karena Paus tidak segera menanggapi permohonan itu, Uskup-uskup Perancis kembali meminta bantuan Santo Siprianus. Paus Stefanus I kemudian memecat Marsianus yang setelah diselidiki diketahui tetap setia pada ajaran Novatianus.
Santo Paus Stefanus I dihormati sebagai martir meskipun tidak ada tradisi yang menyebutkan tentang kemartirannya.
Stephen, Steven (English), Stephanos (Ancient Greek), Stepan (Armenian), Estebe, Eztebe (Basque), Stephanos (Biblical Greek), Stephanus (Biblical Latin), Stefan (Bulgarian), Esteve (Catalan), Stjepan, Štefan, Stevan, Stevo, Stipan, Stipe, Stipo (Croatian), Štěpán (Czech), Stefan, Steffen (Danish), Stefan, Stefanus, Steffen, Stef (Dutch), Tapani, Tahvo, Teppo (Finnish), Étienne, Stéphane (French), Estevo (Galician), Stefan, Steffen, Stephan (German), Stefanos, Stephanos (Greek), István, Pista, Pisti (Hungarian), Stiofán (Irish), Stefano (Italian), Stefans (Latvian), Steponas (Lithuanian), Stefan (Macedonian), Tipene (Maori), Estienne (Medieval French), Stefan, Steffen (Norwegian), Estève (Occitan), Stefan, Szczepan (Polish), Estevão (Portuguese), Ștefan, Fane (Romanian), Stepan (Russian), Steafan, Steaphan, Steenie (Scottish), Stefan, Stevan, Stevo, Stjepan (Serbian), Štefan (Slovak), Štefan (Slovene), Esteban, Estavan (Spanish), Staffan, Stefan (Swedish), Steffan (Welsh)
Yohanes hidup pada awal pertengahan abad keempatbelas. Ia mempunyai seorang saudari yang juga kudus, yaitu Beata Lusia dari Amelia. Mereka adalah putera-puteri keluarga Bufalari dari wilayah Umbria, Italia. Yohanes merasakan panggilan kepada hidup religius. Ia tertarik pada Ordo St Agustinus dan ingin menjadi seorang broeder.
Yohanes diterima masuk ke dalam ordo dan segera merasa kerasan di sana. Ia senang berdoa dan bermeditasi mengenai Yesus, Maria dan para kudus. Ia belajar bagaimana berbicara kepada Tuhan, Bapa-nya, dan teristimewa ia berusaha mendapatkan kesempatan untuk ikut melayani dalam Misa. Orang banyak dari kota-kota terdekat datang untuk ikut ambil bagian dalam Misa di Gereja St. Agustinian. Mereka memperhatikan seorang broeder yang senantiasa ada di sana. Ia begitu damai dan lemah lembut. Broeder Yohanes senantiasa menyongsong kedatangan mereka. Ia membuat mereka serasa di rumah.
Apabila orang-orang datang ke biara untuk mendapatkan pertolongan, Broeder Yohanes ada di sana menyalami dan menyambut mereka. Bagi mereka yang tinggal bermalam, ia akan membawa mereka ke kamar-kamar tamu dan melayani mereka. Ia akan memastikan bahwa mereka mendapatkan makanan, obat-obatan dan segala yang lain yang dapat diberikan biara.
Tahun-tahun berlalu. Broeder Yohanes melewatkan kehidupan religiusnya seturut irama jam-jam yang berlalu. Ia teguh dan mantap. Broeder Yohanes tetap penuh sukacita dalam panggilan hidupnya hingga wafatnya pada tahun 1350. Siapapun yang pernah bertemu dengannya pasti akan merasakan kesucian dari Broeder Yohanes. Tak heran banyak mukjizat-mukjizat mulai dilaporkan terjadi di makamnya. Rupanya Broeder Yohanes tak membiarkan kematian menghentikannya dari melakukan pewartaan bagi Yesus.
Berasal dari nama Yunani Ιωαννης (Ioannes), yang aslinya berasal dari nama Ibrani יוֹחָנָן (Yochanan) yang berarti "YAHWEH Maha pengasih", "Allah Maha Baik"
John, Jon (English), Deshaun, Deshawn, Keshaun, Keshawn, Rashaun, Rashawn (African American), Gjon (Albanian), Yahya (Arabic), Hovhannes, Ohannes (Armenian), Ganix, Ion, Jon (Basque), Ioannes (Biblical Greek), Yehochanan, Yochanan (Biblical Hebrew), Iohannes (Biblical Latin), Yann, Yanick, Yannic, Yannick (Breton), Ioan, Ivan, Yan, Yoan, Ivo, Yanko (Bulgarian), Joan, Jan (Catalan), Jowan (Cornish), Ghjuvan (Corsican), Ivan, Ivica, Ivo, Janko, Vanja (Croatian), Ivan, Jan, Johan, Honza, Janek (Czech), Jan, Jens, Johan, Johannes, Jon, Hans, Jannick, Jannik (Danish), Jan, Johan, Johannes, Hanne, Hannes, Hans, Jo, Joop (Dutch), Johano, Joĉjo (Esperanto), Jaan, Johannes, Juhan (Estonian), Jani, Janne, Johannes, Joni, Jouni, Juhana, Juhani, Hannes, Hannu, Juha, Juho, Jukka, Jussi (Finnish), Jean, Yann, Jeannot, Yanick, Yannic, Yannick (French), Xoán (Galician), Jan, Johann, Johannes, Hannes, Hans, Jo (German), Ioannes, Ioannis, Yanni, Yannis, Yianni, Yiannis (Greek), Keoni (Hawaiian), Yochanan (Hebrew), János, Jancsi, Jani, Janika (Hungarian), Jóhann, Jóhannes, Jón (Icelandic), Eoin, Sean, Seán, Shane (Irish), Giovanni, Gian, Gianni, Giannino, Nino, Vanni (Italian), Johannes, Joannes (Late Roman), Jānis (Latvian), Sjang, Sjeng (Limburgish), Jonas (Lithuanian), Johan, Hanke (Low German), Ivan, Jovan, Ivo (Macedonian), Ean, Juan (Manx), Hann, Jan, Jon, Hankin, Jackin, Jankin (Medieval English), Jehan (Medieval French), Zuan (Medieval Italian), Jan, Jens, Johan, Johannes, Jon, Hans (Norwegian), Joan (Occitan), Iwan, Jan, Janusz, Janek (Polish), João, Joãozinho (Portuguese), Ioan, Ion, Iancu, Ionel, Ionuț, Nelu (Romanian), Ioann, Ivan, Vanya (Russian), Eoin, Iain, Ian (Scottish), Ivan, Jovan, Ivo, Janko, Vanja (Serbian), Ján, Janko (Slovak), Ivan, Jan, Janez, Žan, Anže, Janko (Slovene), Iván, Juan, Xuan, Juanito (Spanish), Jan, Jens, Johan, Johannes, Jon, Hampus, Hans, Hasse, Janne (Swedish), Yahya (Turkish), Ivan (Ukrainian), Evan, Iefan, Ieuan, Ifan, Ioan, Iwan, Siôn, Ianto (Welsh)
Bentuk Feminim : Jone (Basque), Joanna (Biblical), Ioanna (Biblical Greek), Iohanna (Biblical Latin), Ioana, Ivana, Yana, Yoana (Bulgarian), Joana, Jana (Catalan), Ivana (Croatian), Ivana, Jana, Johana, Janička (Czech), Johanna, Johanne (Danish), Jana, Janna, Johanna, Janneke, Jantine, Jantje (Dutch), Johanna (Estonian), Janina, Johanna (Finnish), Jeanne, Jeannette, Jeannine (French), Xoana (Galician), Jana, Janina, Johanna (German), Ioanna, Nana (Greek), Johanna (Hungarian), Jóhanna, Jóna (Icelandic), Chevonne, Shavonne, Shevaun, Shevon, Síne, Siobhan (Irish), Giovanna (Italian), Johanna (Late Roman), Janina (Lithuanian), Ivana, Jovana (Macedonian), Jehanne, Johanne (Medieval French), Johanna, Johanne (Norwegian), Janina, Joanna (Polish), Joana (Portuguese), Ioana (Romanian), Zhanna, Ivanna (Russian), Jean, Sìne, Jessie, Teasag (Scottish), Ivana, Jovana (Serbian), Jana (Slovak), Ivana, Jana (Slovene), Juana (Spanish), Janina, Janna, Johanna, Jannicke, Jannike (Swedish), Siân (Welsh)